KOMPAS.com - Tren healing dengan staycation atau berlibur sekarang populer di kalangan anak muda.
Dalihnya, aktivitas tersebut baik untuk menghilangkan stres dan menjaga kesehatan mentalnya.
Menginap di hotel mewah atau berlibur ke Bali diklaim dapat menghilangkan kelelahan mental dari aktivitas sehari-hari maupun beban hidup yang dihadapi.
Namun benarkah staycation atau liburan bisa menjadi cara healing untuk kesehatan mental?
Baca juga: Begini Caranya Staycation Tanpa Buang Uang Percuma
Arindah Arimoerti Dano, salah satu psikolog klinis di Indonesia, mengatakan healing adalah proses penyembuhan diri secara psikologis.
Proses tersebut juga menggali lebih jauh soal luka batin yang kita alami termasuk pemicunya.
Ia menyayangkan salah kaprah yang berkembang saat ini di masyarakat soal konsep healing.
"Sekarang kan konsep healing sangat dekat dengan konsep liburan, staycation, 'Aku mau staycation nih, butuh healing..butuh liburan nih buat healing'", jelasnya ketika berbincang dengan Kompas.com, Jumat (18/2/2022).
Mungkin, tambah Arindah, orang itu sebenarnya sedang butuh liburan atau istirahat, bukan healing seperti anggapannya.
"Tidak begitu, mungkin kita butuh waktu istirahat makanya ke Bali, butuh waktu sendiri makanya staycation," katanya lagi.
Makna healing yang saat ini berkembang di masyarakat sudah sangat berbeda dari persepsi seharusnya.
Jebolan Universitas Gadjah Mada ini menguraikan healing adalah proses menemukan dan memahami diri sendiri sampai akhirnya bisa mengambil tindakan terbaik untuk memproses luka batin.
"Pemahaman publik soal healing belum utuh, yang benaran healing akan sadar jika prosesnya tidak mudah dan tidak perlu dilakukan dengan staycation atau liburan," terangnya.
Baca juga: 10 Cara Self Healing yang Mudah Dipraktikkan di Rumah
Aktivitas berlibur termasuk stayaction sebenarnya bisa dikatakan sebagai healing asalkan memenuhi sejumlah syarat.