Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Mengintip Kisah Sejauh Mata Memandang, Mencari Peluang dari Barang yang Terbuang

Kompas.com - 21/02/2022, 12:45 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencanangkan 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Perayaan untuk memperingati #HariPeduliSampahNasional pun sudah dilaksanakan sejak 2005.

Melalui HPSN, pemerintah mengajak masyarakat untuk lebih peduli dalam mengelola sampah. Salah satunya, melalui gaya hidup hijau yang ramah lingkungan.

Seperti diketahui, permasalahan sampah masih menjadi isu lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak.

Guna membantu pemerintah dalam menangani permasalahan sampah, sejumlah pelaku usaha mulai menerapkan konsep sustainability pada bisnisnya.

Penerapan konsep tersebut tidak hanya memicu pelaku usaha untuk membuat produk kekinian, tapi juga mengolah sampah untuk dijadikan produk baru yang berkualitas. Dengan demikian, kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga.

Salah satu brand fesyen yang menerapkan konsep sustainability adalah Sejauh Mata Memandang (SMM).

Pemilik SMM Chitra Subyakto mengatakan, pihaknya menerapkan konsep slow fashion dalam setiap produk pakaiannya. Adapun material dasar yang digunakan adalah tekstil daur ulang dari limbah pra-konsumsi. Selanjutnya, limbah diproses menjadi bahan baru.

Selain membuka usaha untuk menciptakan ekosistem ekonomi mandiri, SMM juga mengampanyekan isu sosial menjaga bumi dengan lebih peduli terhadap lingkungan.

“Kami berupaya memperkenalkan konsep fesyen berkelanjutan asal Indonesia agar dapat mendunia. Salah satunya dengan menjual produk kami di platform e-commerce Shopee melalui program Shopee Ekspor,” ujar Chitra kepada Kompas.com, Senin (21/2/2022).

Pada awalnya, kata Chitra, pihaknya menghadapi sejumlah tantangan dalam mengenalkan konsep slow fashion. Terlebih, produk-produk SMM mengutamakan kepedulian akan dampak dari produk fesyen yang dikonsumsi terhadap lingkungan.

Benang hasil daur ulang kain bekas. Benang ini akan diolah menjadi kain Sejauh Mata Memandang. Dok. Istimewa. Benang hasil daur ulang kain bekas. Benang ini akan diolah menjadi kain Sejauh Mata Memandang.

Namun, seiring berjalannya waktu, SMM justru mampu menjangkau konsumen yang lebih luas. Hal ini dibuktikan melalui ekspor produk ke Malaysia dan Singapura.

Ia pun merasa bangga karena permintaan konsumen dari luar negeri melalui Shopee terus meningkat.

“Hal ini menunjukkan bahwa SMM mendapat respons yang positif. Kami juga ingin menjadi agent of change supaya konsumen serta masyarakat umum ikut terbuka dan sadar akan isu-isu yang kami sampaikan. Semoga dapat memberi efek domino yang lebih luas," katanya.

Memproduksi produk fesyen ramah lingkungan

Chitra menjelaskan bahwa SMM menggunakan bahan yang dapat terurai dalam setiap produk fesyennya. Adapun jenis produk yang dijual meliputi pakaian wanita, pakaian pria, pakaian anak, aksesori, serta reusable mask.

Ia mengaku, awalnya material produk buatannya hanya menggunakan kain linen dan katun. Seiring berjalannya waktu, SMM mulai menggunakan bahan tencel dan katun organik yang lebih ramah terhadap lingkungan.

“Kami juga mengutamakan kenyamanan. Desain produk SMM dibuat dengan menyesuaikan iklim tropis agar bisa dipakai sepanjang tahun. Kami juga tidak memakai (bahan baku) poliester karena tidak dapat terurai dan berdampak buruk terhadap lingkungan,” ujar Chitra.

Meski sudah dikenal hingga ke Malaysia dan Singapura, Chitra akan terus mempelajari dan berinovasi dalam memahami kebutuhan masyarakat. SMM juga terus mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi agar dapat menjangkau konsumen lebih luas hingga ke berbagai negara lain.

SMM, lanjut Chitra, giat menyelenggarakan berbagai pameran secara berkala. Pameran fesyen yang digelar pun masih berhubungan dengan kerusakan iklim, sampah, dan kampanye bijak dalam berpakaian.

Hal tersebut sesuai prinsip SMM, yakni mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan melalui fesyen. Ia berharap, dapat konsisten menyebarkan pesan tersebut.

Chitra Subyakto, Pemilik brand Sejauh Mata Memandang. Dok. Istimewa. Chitra Subyakto, Pemilik brand Sejauh Mata Memandang.

“Saat ini, kita tengah hidup di tengah ancaman krisis iklim. Sudah menjadi kewajiban bagi kita bersama untuk lebih peduli serta sadar terhadap lingkungan dengan melakukan tindakan nyata, termasuk dalam hal berbisnis,” kata Chitra.

Untuk diketahui, Shopee turut mengapresiasi para pelaku usaha yang memiliki upaya positif dalam implementasi daur ulang sampah.

Dengan mendaur ulang sampah menjadi barang baru, para pelaku industri kreatif dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat menghasilkan produk yang bernilai jual sekaligus ikut menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini sesuai dengan semangat kampanye #HariPeduliSampahNasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com