KOMPAS.com - Kebanyakan orang memilih untuk tidur dengan berpakaian lengkap karena diyakini dapat membuat tidur lebih nyenyak.
Padahal, belum ada penelitian yang membuktikan keyakinan tersebut.
Sebaliknya, tidur tanpa busana alias tidur telanjang justru disebut dapat meningkatkan kualitas tidur karena kita tidur dalam kondisi kulit lebih dingin.
Jadi, apa kita perlu melakukannya?
Sebelum memutuskannya, akan lebih baik untuk melihat beberapa potensi manfaat dan risikonya, berikut ini.
Baca juga: Tidur Telanjang Tak Aman untuk Kesehatan, Benarkah?
Ada beberapa hal yang konon bisa terjadi jika tidur telanjang. Berikut daftarnya.
Menurut spesialis perilaku dan gangguan tidur Michelle Drerup, tubuh bekerja secara alami untuk menurunkan termostat agar kita dapat tertidur di malam hari melalui ritme sirkadian.
Ritme sirkadian sendiri dapat diartikan sebagai ritme yang mengatur siklus tidur dan bangun manusia.
Artinya, semakin cepat tubuh mendingin, semakin cepat pula kita terlelap.
Saat udara panas, terkadang kita berguling-guling di kasur dan sulit tidur.
Nah, tidur telanjang tentu akan menghilangkan segala kemungkinan panas berlebih akibat piyama yang dapat mengganggu istirahat malam.
“Tidak diragukan lagi bahwa udara dingin lebih baik dibanding udara hangat untuk tidur,” ujar Dr. Drerup.
Infeksi jamur disebabkan oleh panas dan kelembapan. Nah, pakaian dalam yang ketat pun dapat “mengurung” kelembapan dan panas itu.
Jadi, tidur telanjang atau mengenakan celana yang sedikit longgan akan memberikan sirkulasi udara di sekitar vagina.
Menjaga agar area tersebut dingin dan kering juga dapat mambentu mengurangi risiko infeksi jamur.
Jika testis terus terpapar suhu tinggi, jumlah sperma bisa turun. Mengenakan pakaian dalam tentu akan membuat paparan suhu ini terjadi.
Selain itu, studi menunjukkan, pria yang memakai celana boxer memiliki jumlah sperma yang lebih tinggi daripada mereka yang memakai celana dalam.
Jika boxer yang longgar saja sangat membantu, bayangkan jika tidur dengan telanjang.
Baca juga: Berbagai Manfaat Tidur Telanjang yang Perlu kamu Ketahui
Namun, bagi mereka yang merupakan sleepwalker atau suka berjalan saat tidur mungkin harus berpikir dua kali sebelum tidur telanjang.
Lalu, jika malas mencuci, hindari tidur telanjang. Sebab, tidur telanjang membuat kita perlu lebih rajin mencuci sprei, karena adanya kontak langsung antara kulit dan kasur.
Apalagi, sel-sel kulit yang luruh dapat memberi makan satu juta tungau debu. Jadi, kita perlu rajin mencuci sprei.
Menurut Dr. Drerup, tidak ada bukti teruji terkait manfaat atau kerugian tidur telanjang.
“Lakukan saja apa yang kita rasa benar dan tak perlu khawatir tentang keputusan itu,” cetus dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.