KOMPAS.com - Memiliki anak merupakan impian kebanyakan suami-istri setelah melangsungkan pernikahan.
Mereka yang ingin memiliki anak beralasan kehadiran sang buah hati dapat menyempurnakan kehidupan rumah tangganya.
Akan tetapi, memiliki anak tidaklah semudah yang dibayangkan.
Sebab, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga bisa mendatangkan masalah baru apabila orangtua tidak memiliki perencanaan yang matang.
Nah, agar hal tersebut tidak terjadi, sebaiknya 5 pertanyaan berikut ini dijawab sebelum merencanakan kehamilan.
Pasangan suami-istri sebaiknya mempertimbangkan waktu, masalah finansial, hingga metode kehamilan sebelum memiliki anak.
Dalam hal ini, pasangan sebaiknya juga mendiskusikan rencana A maupun rencana B, termasuk membicarakan risiko terburuk bila kehamilan sulit dilakukan.
Seperti mengikuti program Fertilisasi in vitro (IVF) atau perencanaan untuk mengadopsi anak.
Ingatlah bahwa masalah finansial seringkali menjadi pemicu pertengkaran dalam rumah tangga.
Tentu hal ini tidak diinginkan pasangan mana pun sebab akan merusak romantisme hubungan mereka.
Hal ini juga berlaku apabila suami-istri sedang merencakan kehamilan.
Supaya risiko-risiko terburuk bisa dicegah, sebaiknya pikirkan biaya yang harus dikeluarkan ketika sang buah hati lahir.
Misalnya, mencatat kebutuhan makanan, pakaian, kesehatan, kamar bayi, dan hal-hal lain selama masa tumbuh kembang bayi di rumah.
Baca juga: Dampak Baik Memiliki Anak di Usia yang Lebih Matang
Kehadiran anak di keluarga bisa mengubah segalanya. Sebelum suami-istri memiliki anak, kehidupan mereka masih terasa bebas.
Tapi, berbeda halnya jika sang anak sudah lahir. Sebab, orangtua mungkin harus berpikir 2 kali jika ingin bepergian, bekerja, atau liburan.