Menurut Kalender Gregorian yang kita gunakan sampai hari ini, setiap tahun yang habis dibagi 4, adalah tahun kabisat; namun, jika dapat juga dibagi 100, itu bukan tahun kabisat (misalnya 1900, 2100); namun demikian, tahun keseratus yang dapat dibagi 400 adalah tahun kabisat (2000, 2400).
Karena sulitnya menciptakan mekanisme kompleks seperti itu dalam skala kecil sebuah jam tangan, maka arloji perpetual calendar selalu dianggap sebagai mahakarya.
Akan tetapi, Jaeger-LeCoultre berhasil melakukannya sehingga tercipta jam tangan yang apik, dari sisi fungsi maupun desain.
Penyematan kalender abadi pada Polaris Perpetual Calender sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2013 yang lalu.
Jaeger-LeCoultre kemudian menghidupkan kembali nama Polaris pada tahun 2018 untuk memposisikannya sebagai jam tangan sport kelas atas.
Empat tahun berlalu, tampilan Polaris dengan kalender abadi semakin kokoh berkat penggunaan casing berukuran 42 mm dengan ketebalan 11.97 mm.
Berbagai fitur dalam kalender abadinya juga mempermudah pengguna untuk melihat indikator hari dalam seminggu, bulan, tanggal, tahun empat digit, dan tahun kabisat.
Indikator tersebut dirancang Jaeger-LeCoultre secara presisi di bagian dial yang dibalut warna biru tua.
Tampilan fase bulan yang rinci untuk Belahan Bumi Selatan dan Utara juga tersedia. Satu untuk belahan bumi selatan ditunjukkan oleh retrograde hand.
Skala jam tangan penyelam khas Polaris turut ditempatkan di bawah kristal safir dengan balutan bezel berwarna emas.
Menariknya, Jaeger-LeCoultre menyematkan mekanisme otomatis pada Polaris Perpetual Calender dengan mesin Calibre 868AA bercadangan daya 70 jam yang pergerakannya bisa dilihat secara transparan di belakang casing stainless steel-nya.
Untuk memberikan pilihan pada kolektor, Jaeger-LeCoultre menyediakan dua varian Polaris Perpetual Calender.
Pertama, varian baja yang dilengkapi bracelet baja atau rubber strap. Dan kedua, varian emas yang bracelet-nya dibekali rubber strap atau kulit buaya.
Kedua varian Polaris Perpetual Calender dibanderol Jaeger-LeCoultre dengan harga yang berbeda.
Varian emas dihargai Rp 598 juta dan varian baja dibanderol senolai Rp 406 juta.
Baca juga: Koleksi Jaeger-LeCoultre Stellar Odyssey bagi Pecinta Astronomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.