Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 01/01/2023, 10:12 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari sekitar 600 spesies ular berbisa yang ditemukan di Bumi, ular cobra dan king cobra termasuk dua jenis yang berbahaya.

Ular cobra (keluarga Naja) dan king cobra (Ophiophagus hannah) sama-sama memiliki pola yang cantik di bagian tubuh. Namun di balik kecantikan itu, keduanya mematikan.

Banyak yang masih belum mengenali perbedaan kedua ular ini karena memiliki nama yang hampir sama.

Sejatinya, ada banyak perbedaan jelas antara ular king cobra dan cobra, lho.

King cobra adalah anggota dari genus Ophiophagus, sedangkan cobra merupakan anggota genus Naja.

Kemudian, king cobra memakan ular lain, sementara banyak spesies cobra tidak melakukan tindakan tersebut.

Beberapa cobra jenis spitting cobra memiliki kemampuan untuk menyemburkan bisa atau racun, di sisi lain king cobra tidak mempunyai kemampuan ini.

Lebih lanjut, perbedaan antara king cobra dan cobra mencakup:

Ilustrasi ular kobra Jawa atau Javan spitting cobra (Naja sputatrix) banyak dijumpai di permukiman di Jakarta dan sekitarnya. Ular berbisa, taring ular.SHUTTERSTOCK/Kurit afshen Ilustrasi ular kobra Jawa atau Javan spitting cobra (Naja sputatrix) banyak dijumpai di permukiman di Jakarta dan sekitarnya. Ular berbisa, taring ular.
1. Ukuran

King cobra kerap disebut sebagai ular berbisa terpanjang di dunia, sementara sebagian besar spesies cobra tidak memiliki panjang dan ukuran yang sama.

Sebagai contoh, rata-rata ukuran king cobra dapat mencapai 3,65-5,4 meter. Sementara itu, varietas ular cobra hanya mencapai panjang 0,6-3 meter.

Juga, king cobra memiliki bobot atau berat badan lebih daripada rata-rata ular cobra.

Bobot king cobra umumnya berkisar dari 4,5-9 kilogram, sedangkan spesies cobra hanya berbobot rata-rata 2,26-4,5 kilogram.

2. Makanan dan racun

Ada perbedaan dalam tingkat racun yang digunakan serta pola diet king cobra dan cobra.

Sesuai namanya, king cobra mendapat julukan itu karena sering memakan ular lain.

Namun, sebagian besar spesies cobra hanya memakan hewan pengerat atau burung.

Jumlah racun yang disuntikkan king cobra per gigitan relatif besar dan mampu untuk membunuh banyak orang.

Sementara itu, racun pada gigitan cobra tidak mampu mengeluarkan potensi untuk membunuh sebanyak king cobra.

Menariknya, ada jenis cobra yang sanggup menyemburkan racun hingga sejauh 2,4 meter seperti kobra penyembur Jawa ((Naja sputatrix). Kemampuan ini tidak ada pada king cobra.

Ular kobra (Naja sumatrana) Ular kobra (Naja sumatrana)
3. Penampilan

Baik king cobra maupun cobra bisa mengembangkan semacam hood atau tudung di bagian leher untuk menakuti musuh atau predator.

Namun pada king cobra, ukuran hood itu cenderung lebih kecil dibandingkan spesies cobra.

Terlepas akan hal tersebut, rata-rata king cobra mempunyai kepala yang lebih lebar dibandingkan ular cobra.

Selain itu, terdapat pola chevron di bagian belakang leher king cobra. Tidak semua ular cobra memiliki pola tersebut di bagian belakang lehernya.

4. Perilaku dan habitat

King cobra dapat melompat hingga 1,2 meter di udara dan menggigit seseorang di bagian atas tubuh mereka, sedangkan tidak semua spesies cobra dapat melakukan hal ini.

Jika dibedakan berdasarkan habitat, kebanyakan cobra hidup di pepohonan dan gurun, sementara king cobra sering ditemukan di daerah berpenduduk untuk mencari makan.

King cobra jarang direkomendasikan sebagai hewan peliharaan. Ini berbeda dengan spesies cobra yang dipelihara dalam situasi tertentu.

5. Usia

Perbedaan terakhir antara king cobra dan jenis cobra lainnya terletak pada usia.

King cobra dapat hidup hingga 15-20 tahun, sementara spesies cobra lainnya hanya sekitar 5-12 tahun.

Namun, semua itu tergantung pada spesies tertentu serta status penangkaran ular tersebut.

Semua jenis ular cenderung hidup lebih lama ketika disimpan di penangkaran daripada di alam liar.

Baca juga: Ketika Pawang Ular Pembuat Konten Medsos Digigit Kobra

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com