Kemarahan yang berapi-api seringkali membuat kita gelap mata. Hal ini sangat riskan bila kita sedang menggunakan media sosial.
Karena kita bisa memposting apa pun untuk meluapkan emosi ke media sosial, padahal isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Postingan kita di media sosial seharusnya disampaikan secara bijaksana, bukannya memperkeruh suasana.
“Ingatlah bahwa apa yang tampak seperti masalah besar hari ini mungkin tidak menjadi masalah besar besok,” jelas Whitmore.
Baca juga: Terjebak Self-Diagnose karena Media Sosial
Kita memang bisa bersembunyi di balik akun anonim untuk melontarkan komentar panas terhadap suatu postingan atau akun.
Tapi, ingatlah untuk menghormati pandangan pengguna lain di media sosial walau kita tidak sepemahaman dengan mereka.
Whitmore menyarankan kita untuk berbicara secara pribadi atau menanggapi dengan cara diplomatis bila tidak setuju dengan pengguna lain di media sosial.
Jangan ragu untuk meng-unfollow atau unfriend pengguna lain apabila kita risih dengan keluhan-keluhannya di media sosial.
Baca juga: Manfaat yang Bisa Kamu Rasakan Saat Rehat dari Media Sosial
Whitmore menilai, keluhan yang disampaikan terus-menerus di media sosial bukanlah cara yang tepat.
Karena platform tersebut sebenarnya digunakan untuk membangun koneksi sosial, berbagi ide, dan jaringan.
“Saran saya setiap enam bulan Anda berhenti mengikuti atau berhenti berteman dengan siapa pun yang tidak memiliki hal-hal yang sehat, positif,” saran Whitmore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.