Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang dengan Bahasa Cinta "Quality Time" Sulit Cari Jodoh, Benarkah?

Kompas.com - 18/05/2022, 10:18 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Best Life

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa urusan mencari jodoh terkadang -bagi sebagian orang- menjadi satu hal yang sulit.

Apalagi jika mengandalkan love language atau bahasa cinta sebagai "radar" dalam mencari dan menemukan pasangan yang diinginkan.

Konsep love language awalnya dikembangkan oleh Gary Chapman, seorang penulis buku The Five Love Languages yang juga konselor asal Amerika Serikat.

Dia menggambarkan bagaimana lima bahasa cinta memengaruhi cara orang memberi dan menerima cinta dalam sebuah hubungan. Tak terkecuali dalam proses mencari jodoh.

Baca juga: Memahami Love Language, Kekuatan Bahasa Cinta di Dalam Hubungan...

Lima love languages itu adalah gifts, quality time, acts of service, words of affirmation, dan physical touch.

Dari lima bahasa cinta tersebut, pakar hubungan melakukan sejumlah penelitian untuk mengungkap bahasa cinta mana yang membuat seseorang sulit menemukan kecocokan satu sama lain.

Love language yang membuat orang sulit mencari jodoh

Masing-masing bahasa cinta merespons secara berbeda untuk memulai dan menjalin hubungan.

Tak heran jika beberapa love language terkadang membuat seseorang men-jomblo terlalu lama daripada yang lain.

Hal itu disebabkan oleh waktu yang terbuang demi menemukan kecocokan melalui bahasa cinta yang disampaikan calon pasangannya.

Jacob Brown, ahli psikoterapis yang berbasis di San Fransisco mengatakan, orang dengan bahasa cinta "quality time" cenderung sulit menemukan pasangan yang cocok.

"Berdasarkan pengalaman saya. Orang tersebut akan merasa tidak dicintai, tidak diperhatikan ketika love language-nya tidak terwujud dalam suatu hubungan," kata dia.

Dalam proses pencarian pasangan, mereka cenderung lebih cemburu daripada orang dengan bahasa cinta yang lainnya.

Orang dengan love language "quality time" juga cenderung memendam rasa ketakutan pasangan mereka akan meninggalkan.

"Gaya keterikatan itu dapat mempersulit cinta yang baru untuk berkembang dan bahkan dapat menakuti calon pasangannya," ujar Jacob.

Kemudian mereka yang begitu menghargai waktu berkualitas sebagai bahasa cinta bukan satu-satunya tipe orang yang sulit menemukan kecocokan.

Seksolog klinis yang berbasis di AS, Rachel Sommer mengatakan, orang dengan love languages "acts of service" sulit menemukan pasangan, karena bahasa cintanya cenderung menyulitkan si calon pasangan untuk memenuhi standar mereka.

"Ketika calon pasangan datang untuk memenuhi perilaku atau melayani sebagai bahasa cinta, kebanyakan dari mereka justru gagal."

"Begitu ada orang yang membaca kalau itu adalah bahasa cinta-mu adalah acts of service, kebanyakan akan melihat Anda malas," papar dia.

Baca juga: Cara Membahagiakan Pasangan dengan Love Language Acts of Service

Cara memahami bahasa cinta

Memahami setiap bahasa cinta dengan baik setidaknya membantu dalam menemukan pasangan.

Penting untuk menyadari bahwa pasangan tidak secara otomatis tahu bagaimana kita ingin merasakan cinta dari si calon pasangan.

"Kalian akan saling belajar dan mengajarkan bahasa cinta masing-masing," kata Myers.

Ketika dua insan mulai menunjukkan ketertarikan, meluangkan waktu untuk berkomunikasi atau mendiskusikan bahasa cinta, masing-masing dapat membuat satu sama lain mengerti.

"Melakukan hal itu bisa membuat pasangan berada dalam hubungan yang bahagia," demikian ungka Myers, sebagaimaa dilansir Best Life.

Baca juga: Rekomendasi Hadiah Valentine Berdasarkan Love Language Pasangan Kita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Best Life
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com