Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kateter Urine, Mafaat, Jenis dan Risiko Penggunaannya

Kompas.com, 4 Juni 2022, 19:00 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber NHS

KOMPAS.com - Media sosial baru saja dibuat gempar dengan curhatan tenaga kesehatan (nakes) perempuan saat memasang kateter urin pada pasiennya.

Konten viral itu langsung mengundang perhatian warganet, bukan hanya pada identitas maupun motif nakes yang bersangkutan.

Banyak yang kemudian penasaran dengan fungsi kateter urin yang disebut-sebut dalam video viral itu.

Baca juga: 5 Hal Soal Nakes Pasang Kateter Pasien Pria, Ternyata Mahasiswi Praktik, RS hingga Kampus Angkat Bicara

Dikutip dari laman National Health Service, kateter urine merupakan sebuah tabung fleksiblel yang digunakan untuk mengosongkan kandung kemih dan menampung urin dalam sebuah kantung drainase.

Biasanya, kateter ini digunakan oleh pasien yang mengalmi kesulitan untuk buang air sendiri atau untuk mengosongkan kandung kemih sebelum operasi.

Benda yang umumnya dimasukkan oleh seorang dokter atau perawat ini dipasang dengan cara memasukannya melalui tabung yang membawa urin keluar dari kandung kemih (kateter uretra) atau melalui bukaan kecil di bagian bawah perut (suprapubic catheter).

Kateter itu sendiri umumnya tetap berada di kandung kemih, membuat urin dapat mengalir melaluinya dan masuk ke kantong drainase.

Kapan kateter urine digunakan?

Biasanya, dokter akan merekomendasikan pemasangan kateter bila pasien mengalami beberapa kondisi berikut ini:

  • Pembesaran prostat
  • Kandung keming lemah atau adanya kerusakan saraf yang berdampak pada kemampuan buang air
  • Saat akan melahirkan jika melakukan anestesi epidural (salah satu jenis bius lokal)
  • Sebelum operasi
  • Untuk memasukkan obat langsung pada kandung kemih
  • Mengeluarkan urine tanpa disadari (inkontinesia urine)

Lalu, bergantung dar jenis kateter yang dipasang dan alasan digunakannya, kateter dapat dilepas setelah beberapa menit, jam, atau beberapa hari.

Bahkan, kateter bisa digunakan untuk waktu yang lama.

Baca juga: 9 Penyebab Urine Berbau, Tanda Dehidrasi hingga Diabetes

Jenis kateter urine

Terdapat dua jenis kateter urin utama, yaitu intermittent catheters yang digunakan sementara dan dikeluarkan saat kandung kemih kosong.

Lalu, ada indwelling catheter, jenis kateter yang ada dalam kandung kemih selama beberapa hari atau minggu.

Umumnya, kateter ini akan ditahan dengan balon menggembung di kandung kemih.

Banyak orang lebih menyukai indwelling catheter karena dianggap lebih praktis dan menghindari pemasangan berulang saat memakai intermittent catheter.

Namun, indwelling catheter sebenarnya lebih mungkin menyebabkan masalah seperti infeksi.

Baca juga: Perhatikan, Warna Urine Cerminkan Kondisi Kesehatanmu...

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau