KOMPAS.com - Insomnia atau sulit tidur merupakan salah satu konsisi yang bisa terjadi pada banyak orang.
Sayangnya, insomnia hanya akan memberi kita hal-hal negatif dan membahayakan kesehatan, mulai dari menyebabkan kelelahan, hingga mengganggu daya pengambilan keputusan dan terlambat dalam berpikir.
Bahkan, insomnia juga bisa membuat orang mudah marah dan impulsif, yang bisa memicu gejala Attention Deficit Disorder (ADD) alias sulit memusatkan perhatian.
Tak jarang, kurang tidur ini ditimbulkan karena berbagai hal tak menyenangkan, seperti rasa cemas, trauma, pemutusan hubungan kerja, hingga rasa ingin bunuh diri.
Sementara itu, Associate Professor dari Philadelphia College of Osteopathic Medicine Brad Rosenfield, Psy.D., M.S. mengungkapkan ada korelasi antara insomnia dengan kondisi psikologis, termasuk kecemasan, depresi, penyalahgunaan zat, dan gangguan bipolar.
Tidak hanya itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan perubahan perasaan yang pada gilirannya dapat menciptakan kecemasan dalam suatu hubungan dan bahkan perceraian.
Baca juga: 5 Tips untuk Atasi Masalah Insomnia
Dokter Rosenfield juga mengatakan bahwa saat ini sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa insomnia yang terjadi terus menerus dalam dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, demensia, kolesterol tinggi, dan kematian dini.
"Tidur memungkinkan tubuh untuk mengaktifkan sistem peremajaan yang sangat kompleks, sehingga tidur yang cukup diperlukan demi menjaga kesehatan semua organ kita, termasuk otak, jantung, pankreas, dan sistem hormonal,” ujar Rosenfield.
Nah jika ingin menangani masalah insomnia ini dan tidur lebih nyenyak, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
Sangat penting untuk memanjakan diri sendiri dan melakukan apa yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan tidur yang cukup karena tubuh memiliki sistem keseimbangan yang rumit atau homeostasis.
Misalnya, saat kita tidur, hormon stres kortisol berkurang. Menariknya, saat mendekati pagi, kortisol dan testosteron meningkat untuk mempersiapkan tubuh bangun dan siap menjalani hari.
Rosenfield menambahkan bahwa leptin yang menekan nafsu makan juga meningkat dan kudapan yang merangsang ghrelin berkurang.
Lalu menurutnya, tidur juga membantu mengatur insulin yang memiliki implikasi penting untuk diabetes.
Intinya, banyak hal baik (dan perlu) terjadi saat tidur. Tubuh menghasilkan peningkatan serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang melawan depresi dan melindungi otak.
Baca juga: Awas, Insomnia Picu Risiko Penyakit Jantung Koroner
Ada banyak penyebab insomnia, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.