Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 17 Juni 2022, 10:14 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insomnia atau sulit tidur merupakan salah satu konsisi yang bisa terjadi pada banyak orang.

Sayangnya, insomnia hanya akan memberi kita hal-hal negatif dan membahayakan kesehatan, mulai dari menyebabkan kelelahan, hingga mengganggu daya pengambilan keputusan dan terlambat dalam berpikir.

Bahkan, insomnia juga bisa membuat orang mudah marah dan impulsif, yang bisa memicu gejala Attention Deficit Disorder (ADD) alias sulit memusatkan perhatian.

Tak jarang, kurang tidur ini ditimbulkan karena berbagai hal tak menyenangkan, seperti rasa cemas, trauma, pemutusan hubungan kerja, hingga rasa ingin bunuh diri.

Sementara itu, Associate Professor dari Philadelphia College of Osteopathic Medicine Brad Rosenfield, Psy.D., M.S. mengungkapkan ada korelasi antara insomnia dengan kondisi psikologis, termasuk kecemasan, depresi, penyalahgunaan zat, dan gangguan bipolar.

Tidak hanya itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan perubahan perasaan yang pada gilirannya dapat menciptakan kecemasan dalam suatu hubungan dan bahkan perceraian.

Baca juga: 5 Tips untuk Atasi Masalah Insomnia

Dokter Rosenfield juga mengatakan bahwa saat ini sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa insomnia yang terjadi terus menerus dalam dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, demensia, kolesterol tinggi, dan kematian dini.

"Tidur memungkinkan tubuh untuk mengaktifkan sistem peremajaan yang sangat kompleks, sehingga tidur yang cukup diperlukan demi menjaga kesehatan semua organ kita, termasuk otak, jantung, pankreas, dan sistem hormonal,” ujar Rosenfield.

Nah jika ingin menangani masalah insomnia ini dan tidur lebih nyenyak, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.

Pahami bahwa tidur penting dan baik

Sangat penting untuk memanjakan diri sendiri dan melakukan apa yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan tidur yang cukup karena tubuh memiliki sistem keseimbangan yang rumit atau homeostasis.

Misalnya, saat kita tidur, hormon stres kortisol berkurang. Menariknya, saat mendekati pagi, kortisol dan testosteron meningkat untuk mempersiapkan tubuh bangun dan siap menjalani hari.

Rosenfield menambahkan bahwa leptin yang menekan nafsu makan juga meningkat dan kudapan yang merangsang ghrelin berkurang.

Lalu menurutnya, tidur juga membantu mengatur insulin yang memiliki implikasi penting untuk diabetes.

Intinya, banyak hal baik (dan perlu) terjadi saat tidur. Tubuh menghasilkan peningkatan serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang melawan depresi dan melindungi otak.

Baca juga: Awas, Insomnia Picu Risiko Penyakit Jantung Koroner

Hindari kafein di sore hari

Ada banyak penyebab insomnia, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau