Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Bagaimana Jika Pacar Anak Bermasalah?

Kompas.com - 20/07/2022, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ristianna D. Putri

KOMPAS.com - Saat anak tumbuh remaja, memang menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Sebab, pada masa inilah terjadi fase peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Proses pematangan fisik maupun emosional terjadi pada fase ini.

Masa remaja yang ditetapkan oleh WHO adalah berusia 10–24 tahun. Sebelumnya, masa remaja dimulai sejak usia 14 tahun, tapi karena pubertas pada anak sekarang terjadi lebih cepat, maka dibuat batasan baru untuk menyesuaikan.

Masa pubertas juga ditandai dengan jatuh cinta terhadap lawan jenis. Hal ini juga dialami oleh seorang ibu yang menghadapi anaknya, Nita, yang mulai berpacaran. Akan tetapi, pacaranya ternyata memiliki latar belakang yang kurang baik.

Kisahnya tertuang dalam drama audio siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Pacar Anakku Bermasalah Part 1”.

Memiliki latar belakang keluarga yang kurang baik, menjadikan ibu memiliki rasa khawatir terhadap kelangsungan hidup Nita. Sebagai orangtua, ibu mencemaskan masa depan Nita jika pada akhirnya harus terus memiliki hubungan spesial dengan kekasihnya.

Perkembangan zaman yang begitu cepat, menjadikan orangtua sulit mengikuti dan mencari cara untuk berbicara dengan anak remaja mereka tentang apa saja yang perlu diperhatikan saat memulai berkencan, dengan mendiskusikan saran agar anak tetap merasa aman.

Baca juga: Cara Cerdas Hadapi Body Shaming

Romansa yang terjadi di usia remaja itu normal dan sehat. Beberapa anak akan lebih terbuka tentang minat mereka untuk berkencan dengan memperhatikan dan tertarik pada bahasan ini. Namun, ada pula remaja yang lebih suka menyimpan perasaannya untuk diri sendiri.

Terlepas dari kapan sang anak mulai memulai kisah cintanya, nyatanya sebagian besar remaja, terutama setelah mereka lulus sekolah menengah dan perguruan tinggi, pada akhirnya mereka akan tertarik untuk berkencan.

Melansir situs U.S Department of Health & Human Services Office of Population Affairs, ketika mereka mulai berkencan, orangtua harus siap dengan berbagai kemungkinan dan membuka dialog yang peduli dan mendukung tentang topik ini.

Saat orangtua dihadapkan dengan situasi sulit, di mana sang anak berkencan dengan orang yang tidak disukai, orangtua perlu memutuskan cara terbaik untuk menanganinya tanpa memaksa anak mereka untuk menjauh dari kekasihnya.

Melansir Very Well Family, berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan ketika mendapati anak menjalin hubungan spesial dengan seseorang yang tidak kita sukai.

Mulailah dengan Refleksi Diri

Tanyalah pada diri sendiri apakah ketidaksukaan tersebut hanya sebuah asumsi sepihak tentang pasangan?

Jika jawabannya tidak, pikirkan cara terbaik untuk berbicara pada anak dan berikan alasan yang baik agar anak dapat mempertimbangkan orang yang sedang ia kencani.

Jika merasa anak berada dalam hubungan yang tidak sehat, Anda mungkin perlu turun tangan. Namun, penting untuk memastikan bahwa kekhawatiran Anda beralasan sebelum melakukannya.

Secara umum, mengkritik remaja tentang pilihan kencan mereka bukanlah ide yang baik.

Hindarilah menawarkan terlalu banyak nasihat. Tidak peduli seberapa baik niatnya, ketika orangtua datang dengan kekuatan penuh untuk mengungkapkan ketidaksenangan mereka, remaja pasti akan mengabaikannya.

Baca juga: Ajarkan Anak Mandiri dengan Cara ini

Pilih Kata dengan Hati-hati

Jika Anda menyaksikan sesuatu yang menurut Anda tidak pantas, penting untuk mengekspresikan diri dengan cara tenang dan penuh hormat. Ingat, anak remaja peduli dengan orang yang ia cintai dan kemungkinan besar akan bersikap defensif.

Misalnya, jika Anda menyaksikan pasangan anak Anda mengkritik apa yang mereka kenakan, Anda dapat mengemukakannya dengan menanyakan bagaimana perasaannya.

Tanyakan apa yang mereka pikirkan, daripada memberikan anak pendapat tentang orang tersebut. Tujuannya adalah untuk membantu mereka menyadari bahwa perilaku ini bukan dari hubungan yang sehat.

Jaga Komunikasi Tetap Terbuka

Jaga komunikasi dengan anak remaja dari waktu ke waktu tentang hubungan tersebut. Remaja harus merasa bahwa jika mereka mengalami masalah, mereka dapat datang kepada orangtua mereka tanpa takut dikritik.

Penting agar anak remaja merasa aman untuk datang pada orangtuanya, bahkan jika Anda memiliki pendapat yang berbeda. Hal ini akan membantu menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dan membantu menjaga ikatan Anda tetap kuat.

Simak obrolan seru lainnya seputar parenting, dan isu-isu yang cocok untuk pasangan suami istri maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan, hanya di siniar Obrolan Meja Makan. Episode “Pacar Anakku Bermasalah Part 1” bisa Anda dengarkan melalui tautan https://dik.si/omm_pacaranak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com