KOMPAS.com - Pendampingan dari orangtua sangat dibutuhkan ketika anak laki-laki mereka memasuki masa pubertas.
Pubertas pada anak laki-laki berlangsung ketika usianya menginjak 9-14 tahun -lebih lambat ketimbang anak perempuan.
Anak laki-laki yang pubertas mengalami berbagai perubahan untuk mencapai kematangan secara seksual dan mampu bereproduksi.
Beberapa tanda yang menunjukkan si buah hati mulai beranjak dewasa adalah perkembangan testis, penis, dan skrotum serta perubahan suara.
Tak hanya itu, tanda pubertas pada anak laki-laki lainnya, yakni peningkatan tinggi badan dan pertumbuhan rambut kemaluan di sekitar area genital.
Pada titik tertentu ketika usia anak menginjak belasan tahun, anak laki-laki bisa merasakan masa-masa yang rumit dalam kehidupannya.
Mereka dapat mengalami kegembiraan, kebingungan, bahkan malu pada saat yang bersamaan ketika beranjak dewasa.
Walaupun orangtua seringkali menjadi pihak terakhir yang diajak bicara, bukan berarti orangtua bisa cuek dengan perkembangan pada anak laki-lakinya.
Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua selama anak laki-laki mereka mengalami pubertas.
Pubertas pada anak laki-laki lebih lambat ketimbang anak perempuan yang berlangsung pada usia 8-13 tahun.
Namun, tidak semua anak laki-laki memasuki masa pubertas tepat waktu -karena sebagian dari mereka mengalami keterlambatan.
Orangtua yang mengetahui anak laki-lakinya terlambat pubertas disarankan tidak mempermasalahkan kondisi ini.
Hindari juga melontarkan kata-kata lelucon yang menyinggung buah hati karena kemungkinan mereka juga diejek oleh teman-teman sebayanya di sekolah.
Tapi, hal ini tidak berarti orangtua mengabaikan perkembangan anak atau berpura-pura tidak mengetahui keterlambatan pubertas pada anak laki-lakinya.
Orangtua justru diminta untuk merasakan ketidaknyaman yang dialami oleh anak laki-lakinya.