Lalu soal penyebab depresi pada remaja, sebenarnya tidak ada satu pun jawaban yang benar. Ada banyak penyebab yang memicu depresi.
Berikut contohnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di PubMed Central menemukan bahwa otak remaja memiliki struktur yang berbeda dengan orang dewasa.
Selain itu, anak remaja yang mengalami depresi bisa memiliki hormon dan kadar neurotransmitter yang berbeda dengan orang dewasa.
Neurotransmitter ini merupakan zat kimia dalam otak yang berguna untuk mengatur mood dan perilaku,
Adapun neurotransmitter yang penting untuk memahami depresi adalah serotonin, dopamine, dan norepinephrine. Karena itulah, rendahnya ketiga neurotransmitter ini dapat memicu depresi pada remaja.
Kebanyakan anak memang tidak memiliki coping skill yang baik, sehingga peristiwa traumatis bisa membekas di pikirannya.
Peristiwa seperti kehilangan orangtua atau mengalami kekerasan fisik, emosional, dan seksual dapat memicu trauma yang berujung pada depresi.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Cell menunjukkan bahwa depresi dapat diwariskan dari orangtua ke anak.
Anak yang memiliki kerabat atau orangtua penderita depresi, lebih mungkin menderita depresi pula.
Remaja yang sering melihat orang dengan pola pikir negatif bisa menderita depresi.
Sebab, ia bisa kesulitan berpikir positif saat menghadapi tantangan.
Baca juga: Bisakah Masalah Usus Sebabkan Depresi dan Kecemasan? Begini Kata Ahli
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko depresi, seperti berikut.
Biasanya, remaja yang kesulitan menyesuaikan diri secara sosial atau akan memiliki risiko depresi yang sangat tinggi, begitu pula dengan mereka yang mengalami masalah pada orientasi seksualnya.
Untungnya, depresi pada remaja bisa disembuhkan jika telah terdeteksi.
Baca juga: Depresi pada Anak, Gejala hingga Cara Mengatasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.