Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2023, 11:34 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebanyakan orangtua menganggap bahwa bullying adalah tindakan kekerasan yang melibatkan penyiksaan fisik terhadap seseorang.

Padahal, tidak semua bullying sama. Setiap pelaku bully memiliki cara menindas dan mengintimidasi korbannya dengan cara berbeda.

Misalnya saja, beberapa anak yang menjadi pelaku bully lebih licik dan menyerang korbannya secara tidak langsung, sementara beberapa lainnya menyerang targetnya secara langsung.

Untuk itu, orangtua perlu tahu tentang berbagai tipe bullying agar bisa membantu anaknya dalam setiap situasi.

Berikut enam tipe bullying tersebut.

Seperti namanya, bullying fisik adalah jenis bully di mana pelaku menggunakan tindakan fisik untuk mengendalikan dan mengintimidasi korbannya.

Umumnya, pelaku bullying fisik memiliki tubuh lebih besar, lebih kuat, dan lebih agresif dibanding teman sebayanya.

Adapun contoh bullying fisik antara lain menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya.

Tipe bullying ini juga paling mudah dikenali. Karena itu, tak mengherankan bila “bullying” sangat identik dengan kekerasan fisik.

Bullying jenis ini jugalah yang lebih diperhatikan pihak sekolah.

  • Bullying verbal

Pelaku bullying verbal menggunakan kata-kata, hinaan, makian untuk menindas korbannya.

Biasanya, pelaku bullying verbal akan memilih targetnya berdasarkan penampilan, tindakan, atau perilaku.

Tak jarang, mereka juga akan menindas anak-anak berkebutuhan khusus.

Sayangnya, bullying jenis ini sangat sulit diidentifikasi karena hampir selalu terjadi saat tidak dilihat orang dewasa.

Selain itu, banyak orang dewasa seperti guru dan orangtua merasa bahwa kata-kata kejam itu hanya sekadar candaan dan tidak akan memengaruhi korbannya.

Padahal, bullying verbal harus ditanggapi dengan serius.

Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan ejekan dapat meninggalkan luka emosional yang bisa memengaruhi kejiwaan korban.

  • Agresi relasional

Agresi relasional merupakan tipe bully yang biasa dilakukan oleh anak di usai pra-remaja dan remaja.

Pelakunya mencoba menyakiti korbannya dengan memanipulasi, mengejek dan menghina, hingga menyebarkan rumor, dan membuat korban dikucilkan.

Tipe bully yang umumnya dilakukan anak perempuan ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan status sosial pelaku dengan cara mengendalikan orang lain.

Lalu meski umum terjadi pada anak usia SMP, tak jarang orang dewasa pun melakukannya.

Bahkan faktanya, bos dan pelaku bully di kantor kerap melakukan hal ini.

  • Cyberbullying

Cyberbullying adalah bullying yang melibatkan internet, smartphone, dan teknologi untuk menindas dan mempermalukan korbannya.

Bullying yang disebut cyber-harassment atau cyberstalking saat melibatkan orang dewasa ini bisa berbentuk menyebarkan foto menyakitkan, mengancam di dunia maya, hingga mengirimkan pesan yang menyakitkan.

Cyberbullying tentu sangat mudah terjadi pada anak dan remaja yang aktif menggunakan internet.

Belum lagi, penyebarannya pun akan lebih mudah, karena pelaku bully dapat menyiksa korbannya tanpa perlu takut tertangkap.

  • Bullying seksual

Bullying seksual merupakan bentuk bully yang menindas korbannya secara seksual, seperti dengan mengomentari secara seksual, melakukan gestur vulgar, menyentuh tanpa izin, dan masih banyak lagi.

Dalam kasus serius, bullying seksual bisa berbentuk pelecehan seksual.

Umumnya, korbannya adalah perempuan, sementara pelakunya bisa anak perempuan lainnya maupun anak laki-laki.

Anak laki-laki mungkin akan menyentuh korban tanpa izin dan mengomentari tubuhnya, sementara anak perempuan umumnya menghina dengan kata-kata vulgar atau mengomentari penampilan korban.

Sexting juga bisa menyebabkan bullying jenis ini. Karena bisa saja seorang remaja akan menyebarkan foto vulgar pacarnya jika putus. Hasilnya, bullying pun terjadi.

  • Prejudicial bullying

Prejudicial bullying adalah jenis bullying di mana anak remaja dan pra-remaja menindas orang lain yang memiliki ras, agama, atau orientasi seksual berbeda darinya.

Jenis bullying ini dapat berbentuk verbal, agresi relasional, fisik, cyberbullying, hingga seksual.

Lalu saat prejudicial bullying terjadi, anak yang menjadi pelaku bully akan menindas orang lain yang ia anggap berbeda.

Jenis bullying ini juga bisa menjadi serius dan mengarah ke ujaran kebencian.

Karena itu, setiap ada korban yang dibully karena orientasi seksual, ras, ataupun agamanya, perlu dilaporkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com