Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Sampah Plastik yang Berbahaya bagi Kesehatan dan Lingkungan

Kompas.com, 24 Juni 2023, 22:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengatasi masalah sampah plastik menjadi sebuah tantangan global, tak terkecuali di Indonesia.

Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia masuk urutan kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia pada tahun 2019 dengan 3,21 Juta metrik ton per tahun.

Bahkan angka tersebut diprediksi terus meningkat seiring waktu jika tidak ada upaya untuk pengurangan, daur ulang, hingga penggantian bahan plastik dengan alternatif yang ramah lingkungan menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Padahal sampah plastik termasuk salah satu jenis sampah yang memiliki dampak serius bagi kehidupan, terutama pada lima jenis sampah plastik berikut ini yang bisa memberikan dampak merugikan kesehatan dan juga lingkungan.

Baca juga: Bahaya untuk Lingkungan, Ini 5 Fakta tentang Sampah Plastik

Jenis sampah plastik yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan

Ada beberapa jenis sampah plastik yang umum ditemui di tengah masyarakat. Sebagian besar sampah plastik dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.

"Plastik itu mengandung bahan kimia berbahaya karena selain sulit terurai, dampaknya juga buruk bagi kesehatan."

"Bahan kimia yang terkandung di dalamnya bisa berpindah ke makanan yang kita konsumsi dan berbahaya bagi tubuh. Dampak jangka panjangnya bisa memicu kanker,"

Demikian kata Ni Made Indra Wahyuni, Program Manager PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Bali, di acara "Ban the Big 5 Education" yang digelar PPLH Bali dan Uniqlo di Gang Sari Dewi, Tonja, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (24/6/2023).

Mengingat akan dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan, penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari perlu dikurangi.

Lima jenis sampah plastik yang menjadi topik utama dari Ban The Big 5 itu pun mencakup beberapa jenis sebagai berikut.

1. Kantong plastik

Jenis sampah plastik ini yang sering digunakan saat berbelanja, umumnya terbuat dari polietilena (PE) atau polipropilena (PP).

Kantong plastik ini sulit terurai dan seringkali berakhir di lautan atau memicu masalah lain seperti banjir akibat penyumbatan saluran air.

Menurut data dari PPLH Bali, kantong plastik membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun masa penguraian.

2. Sedotan plastik

Sedotan plastik umumnya terbuat dari polipropilena (PP) atau polietilena (PE).

Plastik jenis ini sulit terurai secara alami dan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai di alam hingga memakan waktu 20 tahun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau