Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Asyik Main Handphone, Anak yang Kena Getahnya

Kompas.com - 14/07/2023, 08:14 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber yahoo.com

KOMPAS.com - Orangtua yang asyik bermain handphone sembari mengasuh anaknya menjadi pemandangan yang makin sering dijumpai.

Tak jarang, mereka kemudian abai dengan buah hatinya akibat terlalu asyik dengan dunia maya.

Perilaku yang disebut parental phubbing ini rupanya memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang anak.

Baca juga: Mengenal Phubbing, Perilaku Anti Sosial yang Tercipta di Era Digital

Menurut sebuah studi baru-baru ini di Frontiers, parental phubbing dikaitkan dengan kecemasan sosial yang tinggi dan kontrol diri yang rendah pada remaja, yang meningkatkan risiko anak mengalami kelelahan akademik.

Itu dapat membuat anak-anak merasa "ditolak dan diabaikan" oleh orangtuanya sendiri.

Dampak parental phubbing pada anak dan remaja

Orangtua yang menggunakan handphone di sekitar anaknya adalah hal yang lazim di era digital ini.

Ironisnya, kebiasaan ini menjadi contoh yang buruk untuk anak dalam berelasi sekaligus membuat mereka kekurangan perhatian dan dukungan orantuanya.

Selain itu, anak juga lebih cenderung meniru perilaku tersebut di kemudian hari.

Baca juga: Mengenal Phubbing dan Efeknya Bagi Kehidupan Sosial

"Tanggapan orangtua dan refleksi anak-anak mereka adalah apa yang memberi mereka validasi dan memungkinkan anak untuk memperluas keterampilan sosial dan regulasi mereka sendiri," jelas Dr. Jennifer Weber, seorang psikolog anak dan remaja dan direktur kesehatan perilaku di PM Pediatric Care, Illinois.

“Tanpa contoh ini, anak-anak menerima umpan balik yang tidak konsisten, dan secara perilaku, ketidakkonsistenan seperti itu menyebabkan keterampilan yang diperoleh dan dipertahankan dengan buruk.”

Akibatnya, lanjut Weber, anak-anak lebih rentan berjuang dengan masalah harga diri, pengendalian diri, dan keterampilan sosial dalam jangka panjang.

Mereka merasa kurang istimewa, minim pelajaran soal keterampilan coping mechanism, dan tidak mendapatkan banyak contoh tentang bagaimana seharusnya interaksi tatap muka.

Merasa diabaikan oleh orangtua yang dicintai juga bisa menyakiti perasaan anak.

Baca juga: Tips Menjadi Sosok Orangtua yang Baik bagi Anak

Ilustrasi anak menangisSHUTTERSTOCK Ilustrasi anak menangis
Mary Van Geffen, pelatih parenting internasional menggarisbawahi pada keasyikan dengan handphone yang dipermasalahkan khususnya untuk hal tidak bermanfaat seperti scrolling media sosial.

“Ini bisa seperti seperti pergi makan malam namun asyik bermain handphone untuk memeriksa media sosial” katanya.

“Atau bermain Candy Crush saat anak Anda menjalani rutinitas paginya.”

Baca juga: Instagram Bakal Ingatkan Pengguna yang Kelamaan Scrolling

Reena B. Patel, pakar pengasuhan anak dari University of California mengingatkan daya tarik ponsel dan isinya tidak sebanding dengan konsekuensinya untuk tumbuh kembang anak.

“Sungguh, yang diinginkan semua anak adalah perhatian Anda,” katanya.

“Sebagai orangtua, memberikan perhatian itu sepanjang waktu bisa jadi sulit. Mengeluarkan ponsel Anda adalah gangguan yang jelas yang membuat orangtua tidak hadir bersama anak-anak mereka."

Saat anak idak melihat model kontrol diri dan interaksi sosial yang baik, mereka kemudian berjuang untuk menghadapinya sendiri.

Baca juga: 5 Perilaku Orangtua yang Sebenarnya Dibenci Remaja

Anak-anak yang memiliki masalah dalam mengendalikan diri dan merasakan kecemasan sosial lebih cenderung memiliki orangtua yang menggunakan ponsel secara berlebihan,” kata Patel.

“Mereka lebih cenderung mengalami kelelahan akademik karena mereka tidak mendapat dukungan orang tua.”

ilustrasi remaja. Remaja bisa mengalami gangguan kecemasan.SHUTTERSTOCK ilustrasi remaja. Remaja bisa mengalami gangguan kecemasan.
Ketika beranjak remaja dan dewasa, mereka biasanya cenderung berbicara tanpa diminta, menurut Geffen.

“Kita, orangtua, harus menciptakan ruang di mana kita tidak melakukan sesuatu yang imersif,” katanya.

“Hanya dengan begitu kita dapat berharap untuk menangkap isyarat dan tawaran tak terduga untuk koneksi yang mungkin mereka buat.”

Baca juga: Apa Makna dari Kontak Mata Lebih dari 10 Detik?

Remaja yang meniru penggunaan telepon terus-menerus dari orangtuanya juga cenderung kesulitan memasuki dunia kerja.

"Mereka mengalami kesulitan dengan keterampilan interpersonal dan melakukan kontak mata dengan pewawancara," tandas Patel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com