Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamera Ponsel Kian Pintar, Kapan Lagi Kita Perlu DSLR/Mirrorless?

Kompas.com - 18/08/2023, 09:36 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Lifehacker

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi kian bergulir dengan pesat, termasuk dalam urusan fotografi dan videografi digital.

Bahkan, kamera pada smartphone generasi terbaru saat ini sudah memiliki kualitas yang sangat tinggi.

Sebutlah, iPhone 14 Pro memiliki sensor kamera utama 48MP, empat lensa, dan software mengagumkan hingga bisa menghasilkan gambar atau pun video bak sulap.

Kamera pada ponsel semacam ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan fotografi dan video kita.

Malahan, ada banyak film pendek yang secara sengaja dibuat dengan menggunakan kamera ponsel, demi membuktikan betapa kuatnya produk tersebut.

Baca juga: 5 Tips Foto Makanan untuk Bisnis Kuliner, Cuma Modal Kamera Ponsel

Belum lagi, foto-foto beresolusi tinggi, yang kini bahkan sengaja dipakai untuk mempromosikan sebuah produk ponsel dengan kelebihan kameranya.

Nah, jika sudah sedemikian rupa, akan muncul pertanyaan, apakah kita masih membutuhkan kamara DSLR atau mirrorless seperti yang juga tengah berkembang saat ini?

Kapan kita membutuhkan kamera semacam itu? Bagian mana yang bisa dilakukan kamera DSRL atau pun mirrorless yang tak bisa dilakukan kamera smartphone?

Kapan lebih baik menggunakan DSLR/mirrorless daripada smartphone?

Untuk sebagian besar penggunaan harian, ponsel adalah pilihan yang tepat bagi sebagian besar orang.

Lebih praktis, selalu bersama kita setiap saat, dan dapat mengambil foto yang bagus, bahkan sekalipun kita tidak begitu paham tentang apa yang sedang kita lakukan.

Tetapi, jika kita semakin serius mengenai fotografi, keterbatasan kamera ponsel akan mulai menjadi fokus.

  • Kamera DSLR/mirrorless pentung untuk pelajari cara kerja fotografi

Kamera sungguhan sangat bagus untuk para penggila kontrol. Kamera ponsel pintar mengambil gambar yang menakjubkan, tetapi mereka yang mengambil gambarnya; kita hanya mengikuti saja.

Kebanyakan orang puas dengan membiarkan pengaturan otomatis dan perangkat lunak di ponsel yang membuat "keputusan utama".

Tetapi, jika kita ingin lebih dalam - jika kita ingin belajar mengapa foto yang kita ambil begitu bagus - tidak ada guru yang lebih baik daripada kamera sungguhan dengan lensa yang sebenarnya, dan semua fitur otomatis dimatikan.

Mendapatkan bidikan yang kita inginkan karena pemahaman komposisi, ISO, kedalaman ruang, kecepatan rana, bukaan, dan setiap detail fotografi lainnya, baik teknis maupun artistik, merupakan hal yang mendidik dan memuaskan.

Baca juga: Pasar Kamera Mirrorless Pecahkan Rekor

Hal inilah yang tak seluruhnya bisa didapatkan dari foto yang diambil secara langsung dengan smartphone.  Meskipun dalam aplikasi ponsel sudah dilengkapi dengan mode manual.

  • Kamera DSLR/mirrorless memiliki handling yang lebih baik

Menggunakan ponsel sebagai kamera kadang bisa membuat frustrasi. Ponsel cerdas adalah lempengan kaca dan logam datar, yang dirancang agar ringan dan serbaguna.

Tetapi, siapa pun yang pernah mencoba mengubah pengaturan pada kamera ponsel dengan cepat, pasti memahami keterbatasan desainnya dalam hal pengambilan gambar.

Dan, apabila menyangkut soal kemantapan, perangkat yang ringan adalah pilihan terburuk, meskipun memiliki fitur stabilitas digital.

Kamera yang didesain dengan baik, menempatkan semua kontrol yang kita perlukan di ujung jari, sehingga kita bahkan tidak perlu melihatnya.

Ditambah lagi, berat dan pegangan kamera tradisional tidak dapat ditiru dengan ponsel.

Tentu saja, kita dapat membeli pegangan kamera untuk iPhone -misalnya, tetapi itu tidak akan berfungsi dengan baik sebagai ponsel.

Ilustrasi PEXELSS/Frans van Heerden Ilustrasi

  • Melakukan lebih banyak hal dengan flash

Lampu kilat ponsel tidak bagus. Lampu kilat ponsel pada umumnya memiliki satu cahaya built-in yang relatif lemah - yang sebenarnya adalah lampu senter.

Jika kita memotret dengan DSLR (atau bahkan kamera film tradisional), kita bisa melakukan lebih banyak hal dengan flash, termasuk menggunakan lampu kilat berwarna.

Atau, beberapa lampu kilat yang disinkronkan untuk menciptakan pencahayaan yang dramatis pada foto; atau lampu kilat yang sangat terang yang bisa menangkap objek yang bergerak cepat di malam hari.

Kita bisa menggunakan flash cincin, memasang flash pada kabel dan menempatkannya di mana pun yang kita suka.

Ini adalah cara lain bahwa DSLR/mirrorlessmemberi kita lebih banyak kontrol.

  • DSLR/mirrorless memberikan zoom optik yang asli

Untungnya, masa-masa "zoom" pada ponsel cerdas yang terdiri dari pembesaran akan segera berakhir.

Baca juga: Sony Sebut Kamera Smartphone Bakal Lebih Bagus Dibanding DSLR dan Mirrorless

Kamera ponsel kelas bawah masih menyebut pembesaran dan pemangkasan gambar sebagai "zoom", tetapi ponsel yang lebih mahal menggunakan berbagai teknik.

Misalnya, beralih di antara beberapa lensa dengan perangkat lunak yang "mengisi" informasi yang diharapkan, untuk mendekati zoom "nyata".

Memang bagus, tetapi pada akhirnya, ini hanyalah tiruan dari fitur yang asli.

Zoom optik murni yang dicapai melalui bagian mekanis yang bergerak secara fisik dalam lensa untuk mengubah panjang fokus, menawarkan lebih banyak kontrol dan kemungkinan, daripada kamera ponsel yang paling canggih sekalipun.

  • Memerlukan DSLR/mirrorless jika serius tentang lensa

Fotografi adalah tentang lensa, dan meskipun ponsel kelas atas menawarkan tiga atau empat pilihan yang berbeda, kita tidak akan bisa mendekati variasi lensa yang ada dengan mengganti peralatan secara fisik pada kamera.

DSLR memungkinkan kita menggunakan lensa fish-eye, super telefoto 300mm+, lensa makro, atau lensa tilt-shift dan mengambil foto apa saja yang bisa kita bayangkan.

  • Mau jadi profesional? Pasti membutuhkan DSLR/Mirrorless

Jika kita dibayar untuk mengambil foto, biasanya kita diharapkan untuk datang dengan kamera yang sebenarnya, bukannya mengeluarkan ponsel.

Baca juga: Berkat AI, Kamera Smartphone Kini Mampu Hasilkan Fotograf Menarik Layaknya DSLR

Namun di luar itu, sebagian besar fotografer digital yang "serius" tidak memotret dengan ponsel karena mereka biasanya tidak memotret untuk Instagram.

Kamera pro (dan prosumer) memiliki sensor gambar yang lebih besar daripada kamera ponsel, sehingga resolusi keseluruhan foto lebih tinggi.

Lalu, jika kita memajang hasil karya kita di galeri atau memotret pernikahan seseorang, kamera ponsel tidak akan memberikan kualitas terbaik. Setidaknya, belum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com