Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Sel Punca, Harapan Baru untuk Pengobatan Penyakit Kronis

Kompas.com - 04/10/2023, 18:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah penelitian dan pendekatan inovatif di bidang genetika yang mencakup terapi sel dan gen kini terus berkembang. 

Salah satunya yang terus dikembangkan adalah pengobatan berupa terapi sel punca.

Para ahli meyakini, terapi ini dapat menjadi harapan baru bagi pengobatan sejumlah penyakit kronis, penyakit degeneratif hingga penyakit akibat kelainan genetik.

Jenis terapi yang satu ini melibatkan sel punca (stem cell) yang ada di tubuh pasien, untuk kemudian dimodifikasi melalui laboratorium dan diinjeksi kembali ke tubuh pasien selama masa pengobatan.

"Terapi sel punca dapat menjadi pengobatan di masa depan karena pada dasarnya sel punca itu sendiri memiliki kemampuan memperbarui selnya dan bisa digunakan untuk menjadi sel baru di dalam tubuh."

Demikian kata dr. Sandy Qlintang, M.Biomed, Direktur PT Bifarma Adiluhung sekaligus Deputy Director Stem Cell and Cancer Institute (SCI) dalam media brief bertajuk "Genomik dan Terapi Sel: Kemajuan Penelitian dan Inovasi atas Penyakit Kronis" di Jakarta, baru-baru ini.

Baca juga: Bagaimana Perkembangan Terapi Sel Punca di Indonesia? 

Mengenal terapi sel punca

 

Ilustrasi sel punca. Sel punca dapat diartikan sebagai 'materi kasar' dari tubuh manusia. SHUTTERSTOCK/Yurchanka Siarhei Ilustrasi sel punca. Sel punca dapat diartikan sebagai 'materi kasar' dari tubuh manusia.

Mungkin masih banyak dari kita yang belum memahami, setiap individu memiliki sel punca-nya masing-masing.

Sel punca adalah sel yang ada di tubuh manusia yang memiliki kemampuan untuk memperbarui dirinya sendiri untuk menjadi berbagai jenis sel yang terspesialisasi seperti otot jantung, sel darah merah, sel saraf dan lain sebagainya.

Sebenarnya pengobatan yang melibatkan sel punca sudah dikembangkan belakangan, tapi kata Sandy, hanya sebatas untuk penanganan medis berkaitan dengan estetika dan mengobati penyakit kelainan darah.

Tak heran jika di luar negeri, banyak orangtua yang menyimpan ari-ari bayi atau plasenta di bank plasenta yang kemudian bisa digunakan sebagai pengobatan di masa depan jika si anak mengalami sakit kronis.

Tapi saat ini, perkembangan terapi sel punca bisa disesuaikan untuk membantu mengobati penyakit kronis kanker dan penyakit jantung, hiperkolesterol, diabetes, hingga parkinson.

Kemudian gangguan akibat kelainan genetik seperti thalasemia, hemofilia, down syndrome, hingga albino.

Namun sayangnya, kondisi sel punca seiring bertambahnya usia membuat kualitasnya mengalami penurunan progresif dalam penyembuhan.

Sejumlah penyebabnya bisa dipicu gaya hidup dan lingkungan seperti pola makan yang buruk, olahraga berlebihan, polusi hingga radiasi yang kemudian memicu gangguan hormonal, metabolisme dan imunologi seperti stres, penyakit sampai penyalahgunaan obat.

Kemudian, sel punca pada pasien penyakit kronis melalui terapinya akan dimodifikasi di laboratorium.

"Singkatnya, metode ini dilakukan dengan cara mengambil sel punca di bagian sumsum tulang, kemudian dimodifikasi, diterapi dan dikembalikan ke tubuh pasien."

"Metode pengobatan yang dilakukan pun bisa dipersonalisasi dengan kondisi penyakit yang dialami," kata Sandy.

Selain dari tubuh pasien sendiri, sel punca juga bisa didapatkan melalui stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), hingga metabolit sel punca (modifikasi metabolisme sel punca).

Sebagai contoh, terapi sel punca sempat diberikan pada beberapa pasien parkinson di Indonesia.

Pasien yang tadinya sudah tidak mampu bangun dari tempat tidur karena parkinson yang parah, setelah menjalani beberapa bulan terapi, kesehatannya jadi membaik.

Kemudian Sandy juga menambahkan, terapi ini sudah terbukti mengobati penyakit degeneratif lain seperti long covid-19 hingga osteoarthritis.

"Terapi sel punca ini memungkinkan untuk tingkatkan peluang kesembuhan pasien dari penyakit-penyakit kronis atau penyakit degeneratif," ujar Sandy.

Baca juga: Indonesia Tidak Boleh Ketinggalan di Riset Sel Punca 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com