"Sebagian orang bahkan tidak menyadari kalau mereka telah melaluinya," paparnya.
Para ahli telah memperingatkan tentang bahaya berbagi emosi secara berlebihan di media sosial, karena bisa berdampak pada prospek karier terutama saat mencari kerja.
Sebuah penelitian terbaru menemukan, orang yang kerap berbagi cerita tentang perjuangan menghadapi kesehatan mental di LinkedIn, dapat membuatnya terlihat sebagai kandidat yang kurang stabil secara emosional di mata calon bos atau rekruter.
Fakta penelitian itu pun sebenarnya cukup disayangkan oleh Schnetzer. Sebab menurutnya, pengalaman traumatis sebaiknya tidak dipandang sebagai "identitas seseorang" dan itu hanyalah bagian dari pengalaman hidup mereka.
"Menyedihkan, saya yakin tidak ada yang berbagi berlebihan. Menurut saya, orang lain mungkin hanya merasa tidak nyaman dengan trauma atau pengalaman yang kita alami."
"Sejujurnya saya sangat merasa sedih melihat fakta yang terjadi, ketika kandidat tidak jadi dipekerjakan hanya karena mereka berani berbicara tentang sesuatu yang sulit dan bukan kesalahan mereka," tutupnya.
Baca juga: 5 Aksi Sederhana yang Bisa Dilakukan Generasi Z untuk Lawan Polusi
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang