Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 15 Januari 2024, 14:42 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Long-Distance Relationship atau LDR kini menjadi fenomena umum di dunia kencan.

Jika dulunya LDR dijalani oleh pasangan yang sudah membina hubungan asmara, kini istilah LDR juga berlaku bagi pasangan yang saling mengenal di dunia maya.

Baca juga: Apa Arti LDR? Istilah Populer dalam Dunia Kencan

Pasangan LDR menghadapi sejumlah tantangan dalam menjaga hubungannya tetap "menyala".

Tak jarang, LDR kandas di tengah jalan karena masalah sederhana seperti komunikasi.

Lalu, seperti apa hubungan LDR yang sehat? Berikut ulasannya, seperti dirangkum dari sejumlah sumber.

Tanda LDR yang sehat

1. Intim secara emosional

Siapa orang pertama yang kamu kabari ketika mengalami sesuatu yang menyebalkan atau menyenangkan?

Pasanganmu seharusnya jadi yang pertama, atau setidaknya orang-orang utama yang kamu kabari. 

Tak peduli seberapa jauh jarak antara kalian berdua, keintiman secara emosional seharusnya tetap terjaga.

"Ketika terhubung secara emosional, kita juga dapat merasakan kebutuhan, rasa takut, dan kesenangan pasangan kita, seperti halnya kebutuhan kita sendiri," ujar psikolog Carmen Harra, seperti dikutip dari Huff Post.

Baca juga: 5 Ide Kencan Sesuai Love Language untuk Pasangan LDR

Hal ini idealnya berjalan dua arah. Jadi, tidak hanya kita yang merasakannya, tetapi pasangan juga sebaliknya, sehingga jarak sebetulnya tak jadi masalah.

2. Kita mengenal orang-orang terdekatnya

Mengenal keluarga dan sahabat-sahabat dekat pasangan adalah langkah penting dalam sebuah hubungan jangka panjang.

Jika keluarga mereka tinggal di tempat yang jauh atau hubungan baru seumur jagung, mengenal keluarga dan sahabat pasangan kita lewat cerita-ceritanya adalah pertanda yang baik, seperti dikutip dari Business Insider.

Artinya, mereka berusaha membangun jembatan antara kita dan orang-orang terdekatnya.

 Baca juga: 4 Tips Menjalani LDR agar Tidak Mudah Bosan, Beri Kado Spesial

Hal ini juga merupakan pertanda bahwa mereka bangga dengan hubungannya denganmu dan ingin orang-orang terdekatnya tahu siapa yang mereka cintai.

3. Masalah jarak hanya sementara

Jika berencana menjaga hubungan dalam jangka panjang, masalah jarak seharusnya hanya terjadi sementara.

Misalnya, terpisah karena pekerjaan tetapi berencan tinggal satu kota setelah menikah.

"Di satu titik, kedua belah pihak mungkin mengupayakan tinggal dekat atau di satu tempat dengan pasangannya," ujar terapis keluarga dan pernikahan Becky Whetstone.

Baca juga: 30 Kata-kata Bijak tentang LDR, Bisa Bikin Pasangan Baper

4. Saling meluangkan waktu lebih lama

Pasangan LDR yang sehat akan mengupayakan waktu lebih lama bersama pasangan ketika ada kesempatan bertemu secara fisik.

Misalnya, berlibur bersama selama sepekan.

Manfaatkan momen itu untuk meresapi seperti apa hari-hari berjalan jika kamu berdua bersama sehari-hari.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau