Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tanda Hubungan LDR yang Sehat

KOMPAS.com - Long-Distance Relationship atau LDR kini menjadi fenomena umum di dunia kencan.

Jika dulunya LDR dijalani oleh pasangan yang sudah membina hubungan asmara, kini istilah LDR juga berlaku bagi pasangan yang saling mengenal di dunia maya.

Pasangan LDR menghadapi sejumlah tantangan dalam menjaga hubungannya tetap "menyala".

Tak jarang, LDR kandas di tengah jalan karena masalah sederhana seperti komunikasi.

Lalu, seperti apa hubungan LDR yang sehat? Berikut ulasannya, seperti dirangkum dari sejumlah sumber.

Tanda LDR yang sehat

1. Intim secara emosional

Siapa orang pertama yang kamu kabari ketika mengalami sesuatu yang menyebalkan atau menyenangkan?

Pasanganmu seharusnya jadi yang pertama, atau setidaknya orang-orang utama yang kamu kabari. 

Tak peduli seberapa jauh jarak antara kalian berdua, keintiman secara emosional seharusnya tetap terjaga.

"Ketika terhubung secara emosional, kita juga dapat merasakan kebutuhan, rasa takut, dan kesenangan pasangan kita, seperti halnya kebutuhan kita sendiri," ujar psikolog Carmen Harra, seperti dikutip dari Huff Post.

Hal ini idealnya berjalan dua arah. Jadi, tidak hanya kita yang merasakannya, tetapi pasangan juga sebaliknya, sehingga jarak sebetulnya tak jadi masalah.

2. Kita mengenal orang-orang terdekatnya

Mengenal keluarga dan sahabat-sahabat dekat pasangan adalah langkah penting dalam sebuah hubungan jangka panjang.

Jika keluarga mereka tinggal di tempat yang jauh atau hubungan baru seumur jagung, mengenal keluarga dan sahabat pasangan kita lewat cerita-ceritanya adalah pertanda yang baik, seperti dikutip dari Business Insider.

Artinya, mereka berusaha membangun jembatan antara kita dan orang-orang terdekatnya.

Hal ini juga merupakan pertanda bahwa mereka bangga dengan hubungannya denganmu dan ingin orang-orang terdekatnya tahu siapa yang mereka cintai.

3. Masalah jarak hanya sementara

Jika berencana menjaga hubungan dalam jangka panjang, masalah jarak seharusnya hanya terjadi sementara.

Misalnya, terpisah karena pekerjaan tetapi berencan tinggal satu kota setelah menikah.

"Di satu titik, kedua belah pihak mungkin mengupayakan tinggal dekat atau di satu tempat dengan pasangannya," ujar terapis keluarga dan pernikahan Becky Whetstone.

4. Saling meluangkan waktu lebih lama

Pasangan LDR yang sehat akan mengupayakan waktu lebih lama bersama pasangan ketika ada kesempatan bertemu secara fisik.

Misalnya, berlibur bersama selama sepekan.

Manfaatkan momen itu untuk meresapi seperti apa hari-hari berjalan jika kamu berdua bersama sehari-hari.

Ketegangan akibat miskomunikasi adalah masalah yang sangat rentan terjadi di antara pasangan LDR.

Jika pasangan LDR bisa mengelola argumentasinya dengan baik dan bijak, maka itu bisa menjadi pertanda hubungan yang baikm

Kunci argumentasi ajrak jauh adalah tetap mengomunikasikan apa yang kita rasakan.

Mungkin ada banyak tips yang bisa kita peroleh lewat situs online atau buku bertema kencan, tetapi solusi paling sedrrhana adalah selalu menyampaikan secara lugas apa yang dibutuhkan dari pasangan.

Jika pasangan mengatakan sesuatu yang memicu amarah, sampaikan bahwa itu membuatmu kesal dan tanyakan mengapa mereka mengatakan itu.

Bisa saja, argumentasi ini hanyalah salab pengertian atau adanya perspektif yang berbeda.

Ketika salab satu merasa tersakiti, penting untuk meminta maaf. 

6. Saling percaya

Kecemburuan adalah emosi yang wajar. Namun, sebagian orang kadang bereaksi secara irasional.

Perbedaan cara meresponsnya sangat penting dalam membina hubungan.

Ketika menjalani LDR, mungkin ada waktu-waktu di mana pasangan kita pergi dengan teman-temannya dan bersenang-senang sehingga memicu perasaan insecure.

Namun, pada akhienya, penting untuk membangun rasa percaya satu sama lain dan menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Berasumsi pasangan berselingkuh tanpa alasan yang jelas justru bisa menyinggung mereka dan memicu ketegangan dalam hubungan.

7. Saling memberi ruang

Ketika menjalani LDR, tentunya kita punya banyak waktu untuk sendiri.

Tapi, penting untuk pasangan LDR memastikan tetap memiliki ruang untuk sendiri.

Kita bisa saja disibukkan oleh aktivitas harian. Misalnya, bekerja. Hindari memicu pertengkaran yang dipicu salah satu pasangan tidak memberikan ruang bagi pasangannya.

"Kita dan pasangan bisa saja saling rindu. Pada saat itu, kita harus tetap mengapresiasi ruang bagi pasangan untuk sendiri."

"Penting bagi pasangan untuk menjaga keseimbangan antara waktu bersama dan sendiri, karena itu untuk menghormati kebutuhan masing-masing," ujar psikoterapis Gary Brown.

Sebab, tanpa hobi dan kesenangannya, seseorang bisa terkungkung dalam hubungan.

Penting untuk menekankan perawatan diri (self care) dan menemukan hal-hal yang dapat membahagiakan kita di luar pasangan dan hubungan.

"Self care dan pengembangan diri akan membuat seseorang menjadi pribadi dan pasangan yang lebih baik, juga kunci menjaga harmoni dalam LDR," kata pakar hubungan dari lahanan kencan online Plenty of Fish, Shannon Smith.

8. Mendiskusikan masa depan bersama

Ketika serius dalam hubungan, tentu muaranya adalah membangun masa depan bersama.

Maka jika pasanganmu adalah bagian dari rencana masa depan, kamu tentu tidak bisa membayangkan masa depan tanpanya. Begitu pun jika pasangan punya tujuan yang sama.

Kamu dan pasangan mungkin punya ambisi dan karir yang berbeda, tapi dalam membina hubungan, pasangan LDR yang sehat menuju ke arah yang sama.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/15/144255520/8-tanda-hubungan-ldr-yang-sehat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke