Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2024, 14:11 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Hari pemilihan umum 2024 sudah berlalu. Sementara keriuhannya sudah terdengar bahkan sejak tahun lalu.

Ternyata, penelitian yang dilakukan oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa menemukan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berpengaruh terhadap peningkatan risiko gangguan kesehatan mental masyarakat Indonesa, yakni kecemasan dan depresi.

"Terdapat hubungan yang sangat erat dan signifikan antara proses Pemilu 2024 dengan kecemasan dan depresi masyarakat," ungkap Peneliti dari Kaukus Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH di Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2024), seperti dikutip dari Antara.

Baca juga:

Ia menyebutkan, prevalensi kecemasan tingkat sedang hingga berat yang dialami masyarakat Indonesia pascapemilu 2024 mencapai 16 persen. Sedangkan prevalensi depresi sedang-berat sebesar 17,1 persen.

"Ini adalah kompilasi dari yang (kecemasan dan depresi) sedang dan berat, yang gejala ringan kita keluarkan," tuturnya. 

Sebagai perbandingan, jika dibandingkan dengan data prevalensi kecemasan dan depresi dari Riset Kesehatan Dasar 2018 dan Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan 2022, tingkat prevalensi kecemasan masyarakat sebelum Pemilu 2024 sebesar 9,8 persen dan depresi 6 persen.

Penyebah kecemasan dan depresi meningkat

Penyebab naiknya kecemasan dan depresi setelah Pemilu 2024 bervariasi. 

Ray memaparkan, ini meliputi konflik diri untuk menentukan pilihan, konflik eksternal berkaitan dengan perbedaan pilihan politik, dan tekanan dalam menentukan calon tertentu.

Baca juga: Berita Pilpres Bikin Stres? Awas Gejala Election Stress Disorder

Sementara bentuk tekanannya berupa ajakan, seruan, paksaan, hingga kiriman media sosial untuk memilih calon tertentu.

"Siapa yang melakukan penekanan? Ternyata mayoritasnya adalah keluarga tapi ada juga dari rekan kerja dan tim kampanye, tapi itu minor," ungkap Ray.

Ray menambahkan, penelitian dengan metode survei kuisioner itu melibatkan 1.077 responden dari 29 provinsi dan luar negeri. Sebanyak 71 persen partisipan di antaranya berusia di bawah 40 tahun.

Lalu, sebanyak 71 persen responden berpartisipasi aktif dan sangat aktif dalam rangkaian proses Pemilu 2024 sejak masa kampanye.

Baca juga: Jelang Pilpres, Cara Membatasi Paparan Berita Politik agar Tidak Stres

Meskipun Pemilu 2024 tidak secara langsung menjadi penyebab munculnya kecemasan dan depresi pada masyarakat Indonesia, tetapi momentum tersebut berkontribusi terhadap peningkatan risiko gangguan kesehatan mental.

"Kecemasan dan depresi ini adalah indikator awal gangguans Kesehatan jiwa," kata Ray.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com