Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2024, 07:43 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Memikirkan puasa saja mungkin membuat kita lapar. Namun jika kamu berencana untuk berpuasa, baik karena alasan kesehatan atau agama, ada beberapa tips penting untuk membantumu tetap sehat selama menjalaninya.

Apa itu puasa?

Puasa berarti tidak makan dan/atau minum, baik secara total maupun sebagian (hanya makan atau minum makanan tertentu). Karena pembatasan ini, bagi sebagian orang puasa tidak selalu mudah.

“Sebenarnya ada berbagai cara untuk berpuasa,” kata ahli hepatologi Nizar Zein, MD. “Terkadang, puasa berarti menghindari jenis makanan tertentu, seperti karbohidrat atau lemak. Di lain waktu, ini berarti mengurangi kalori secara keseluruhan. Lalu, ada jenis puasa ketika kita tidak makan (atau minum) sama sekali selama sehari atau lebih.”

  • Puasa keagamaan: Banyak agama menganjurkan beberapa bentuk puasa sebagai latihan spiritual.
  • Puasa intermiten: Ada berbagai jenis puasa intermiten, pola makan yang berfokus pada pengurangan kalori secara sadar untuk jangka waktu tertentu. Pada puasa intermiten, kita membatasi waktu makan hanya beberapa jam saja dalam sehari.
  • Diet: Pada diet keto, misalnya, orang yang mengikutinya hanya makan lemak dan protein, namun menghilangkan semua karbohidrat dan gula dari makanannya.
  • Puasa sebelum prosedur medis: Kita mungkin harus berpuasa sebelum menjalani operasi atau jenis tes darah, tes pencitraan, atau prosedur diagnostik tertentu.

Baca juga: 6 Tips Diet Saat Puasa Ramadhan, Banyak Makan Buah

Cara berpuasa yang benar

Jika kamu perlu berpuasa untuk alasan jangka pendek, seperti hari raya keagamaan atau prosedur medis, berikut tips menariknya: Persiapan adalah kuncinya!

“Melakukan persiapan terlebih dahulu akan membantu mempermudah tubuh menyesuaikan,” kata Dr. Zein. Ia membagikan enam tips untuk menjaga kesehatan dan tingkat energi selama puasa dimana kita tidak makan sama sekali dalam jangka waktu tertentu.

1. Biasakan tubuh

Memulai puasa secara tiba-tiba merupakan kejutan bagi tubuh. Karenanya kita disarankan mengurangi makanan dan minuman secara bertahap selama beberapa hari – atau bahkan beberapa minggu – sebelum berpuasa.

“Jangan makan tiga kali sehari penuh dengan camilan di antara waktu makan dan kemudian tiba-tiba berhenti makan,” Dr. Zein memperingatkan. “Jika tubuh terbiasa mengisi bahan bakar secara teratur, kamu mungkin akan kesulitan mempertahankan tingkat energi selama berpuasa.”

2. Kurangi gula terlebih dahulu

Jaga asupan gula tetap rendah sebelum berpuasa. Mengkonsumsi kue dan teh manis mungkin terasa memuaskan (dan mengenyangkan) pada saat itu, namun ketika gula darah turun satu atau dua jam kemudian, kamu mungkin akan merasa lapar dan lemah.

Kemungkinan efek samping lain? Merasa kalap (hangry) - kombinasi antara lapar (hungry) dan marah (angry) yang merusak suasana hati, dan dapat meluas ke hubungan dengan orang lain.

Untuk memberi diri energi yang cukup dalam jangka panjang, rencanakan makanan sebelum puasa dengan tepat. Kita bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat kompleks (seperti pasta gandum, nasi merah, ubi, dan kentang) dan protein (seperti daging, kacang-kacangan, dan polong-polongan).

3. Rencanakan cara minum obat sebelum puasa

Sebelum memulai puasa apa pun, bicarakan dengan dokter tentang obat resep apa pun yang kamu pakai.

Beberapa obat perlu diminum bersama makanan, sementara obat lain, seperti obat untuk gangguan kejang, tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. Dalam kasus ini, kita memerlukan panduan tentang cara berpuasa dengan aman saat menjalani pengobatan.

“Seseorang bisa mengalami dampak buruk dari puasa, dan sering kali hal tersebut terjadi karena mereka tidak mengonsumsi obat dengan benar,” ujar Dr. Zein.

4. Minum banyak air

Beberapa puasa keagamaan, seperti bulan Ramadhan dan hari raya Yahudi Yom Kippur, membatasi semua makanan dan minuman, termasuk air. Dalam kasus ini, sangat penting untuk menghidrasi terlebih dahulu untuk membantu mencegah dehidrasi.

Jika pedoman puasa mengizinkan konsumsi air, tetaplah terhidrasi sehingga kamu dapat mempertahankan tingkat energi dan mengurangi kemungkinan efek samping seperti kram perut, mudah tersinggung, dan sakit kepala karena lapar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com