KOMPAS.com - Tidak dipungkiri, orangtua sesekali memarahi anak karena perilaku mereka yang memancing emosi. Namun, ada sejumlah dampak negatif bagi anak yang sering dimarahi, termasuk mengganggu perkembangan fisik, mental, dan emosional anak.
American Psychological Association, telah merekomendasikan metode disiplin positif alih-alih memarahi anak. Metode disiplin efektif ini efektif untuk toddlers, serta dapat membantu anak meregulasi emosi dan menunmbuhkan kepercayaan diri mereka.
Baca juga:
Oleh sebab itu, orangtua yang sering memarahi anak hendaknya mengubah kebiasaan mereka tersebut menjadi disiplin positif.
Sementara, anak-anak yang sering dimarahi, membutuhkan dukungan dari orangtua untuk memperbaiki mentalnya.
Berikut sejumlah cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi seperti dilansir dari Kids Health dan Motherly.
Sebelum mulai memperbaiki mental anak yang sering dimarahi, pastikan baik orangtua maupun anak sudah tenang. Setelah tenang, upayakan berbagai langkah untuk membangun hubungan orangtua dan anak.
Dengan kondisi yang tenang, orangtua dan anak lebih mudah untuk berpikir secara jernih dan mulai berbicara satu sama lain.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah orangtua meminta maaf kepada anak atas ekspresi kemarahan yang salah selama ini.
Beberapa orang tua menganggap permintaan maaf melemahkan otoritas mereka. Padahal, permintaan maaf justru menjadi langkah yang penting untuk mulai memperbaiki mental anak yang sering dimarahi.
Selain itu, anak bisa mencontoh sikap orangtua yang berani meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat.
Baca juga:
View this post on Instagram