Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Kompas.com, 24 April 2024, 09:08 WIB
Chrisstella Efivania Rosaline,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baju pernikahan tentunya jadi salah satu pakaian yang paling berharga yang pernah kamu miliki. 

Kebanyakan baju pengantin biasanya dibuat dengan sistem sewa. Namun, ada pula butik yang tidak memberlakukan sistem tersebut dan langsung diberikan kepada pemilik setelah bajunya jadi. 

Salah satunya butik yang menyediakan baju-baju pengantin khusus adat Batak, Galeri Fine Partonun. 

Baca juga: Salah Satu Butik di Jakarta Ini Spesialis Baju Pengantin Adat Batak

Baca juga: Apakah Baju Pengantin dan Tunangan Adat Batak Harus Beda?

Maka dari itu, penting untuk merawat dan menyimpan baju atau gaun pernikahan dengan baik. Butuh trik tersendiri dalam menyimpan baju pernikahan supaya kualitasnya tetap terjaga. 

Bagaimana caranya? Berikut penjelasannya. 

Cara menyimpan baju pengantin

1. Jangan digantung, tapi dilipat

Pemilik Galeri Fine Partonun, Fine Irazona (41), mengatakan cara penyimpanan baju pengantin yang tepat adalah dilipat dan dimasukkan ke dalam lemari. 

“Sebaiknya jangan digantung, tapi dilipat. Kalau digantung itu jadi luruh benangnya, nanti jadi melar,” kata Fine kepada Kompas.com saat diwawancarai pada Senin (22/4/2024). 

Baca juga: Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Meski begitu, jika memang harus digantung, kata Fine, jangan langsung digantung di hanger. Tetapi, dilipat dulu menjadi dua, lalu baru digantung di hanger. 

“Satu bulan sekali harus diangin-anginkan agar tidak jamuran,” tambahnya. 

2. Cuci dengan metode dry clean

Ilustrasi setrika uap. FREEPIK/FREEPIK Ilustrasi setrika uap.

Untuk cara mencucinya pun tak bisa sembarangan. Fine menyarankan untuk dicuci di laundry dengan metode dry clean

Baca juga: Tak Perlu Jasa Laundry, Cara Mencuci Jas Metode Dry Clean di Rumah

“Harus dry clean ya, karena kalau gak di-dry clean, berarti masuk mesin cuci, kegulung-gulung nanti, rontok semua payetnya,” ujar Fine. 

Diketahui, dry clean merupakan metode pencucian pakaian, yang menggunakan bahan kimia dengan cara diuap, atau tanpa menggunakan air. 

3. Pakai silica gel agar tidak jamuran

Ilustrasi silica gelDok. Shutterstock/M. Schuppich Ilustrasi silica gel

Ketika disimpan di dalam lemari, Fine menyarankan untuk menyimpan dengan menggunakan silica gel agar mencegah tumbuhnya jamur di baju pengantin tersebut. 

Namun, kata Fine, untuk kain-kain yang dibuat dengan bahan-bahan alami, seperti songket dan ulos, bisa juga diawetkan menggunakan bahan-bahan alami. 

“Kalau kamper aku kurang menyarankan. Tapi ada opsi yang herbalnya. Siapin lada kira-kira 5 sampai 10 butir, kayu manis, cengkeh, dibungkus menggunakan kain tile, lalu diikat. Taruh aja di sudut lemari atau di kotak penyimpanan bajunya itu,” kata Fine menjelaskan. 

Baca juga: Riwayat Silica Gel, Berjasa Penuh saat Perang Dunia

Fine mengatakan, dengan menggunakan bahan-bahan tersebut, maka baju akan terhindar dari rayap, ngengat, bahkan lembap. 

“Itu bungkusannya diganti dua bulan sekali juga aman kok, boleh lah,” pungkasnya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau