Fenomena itu dapat merusak kesehatan mental seseorang karena mendorong mereka untuk mengejar norma-norma sosial dan popularitas daripada jujur pada diri sendiri.
Sementara menurut penelitian lainnya dalam Journal of Psychology, dinamika ini dapat menyebabkan perasaan tidak mampu dan keragu-raguan dalam seseorang.
Pasalnya, mereka akan sering mempertanyakan apakah tindakan mereka akan diterima atau ditolak oleh teman-temannya sebelum mengunggah sesuatu di media sosial.
Lalu, penting untuk menyadari bahwa validasi apapun yang diterima terhadap versi dirimu yang tidak autentik dapat terasa hampa dan palsu.
Ingatlah bahwa media sosial hanya sebuah alat untuk menghubungkanmu dengan orang lain. Mereka bukanlah akhir dari segalanya.
Baca juga: 3 Prinsip Penggunaan Media Sosial agar Bebas Stres dan Lebih Bahagia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.