Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Seks Membantu Ibu Stres Terdampak Penyakit Metabolisme

Kompas.com - 05/06/2024, 17:17 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Para ibu yang stres mendapat resep baru dari dokter cinta.

Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa seks dapat membantu ibu yang memiliki anak kecil untuk mencegah dampak buruk stres, khususnya gangguan metabolisme. 

Temuan menunjukkan bahwa mereka yang rutin melakukan aktivitas seksual menunjukkan tingkat hormon metabolisme sehat yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak aktif secara seksual.

Stres jangka panjang berdampak buruk bagi tubuh, meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, depresi, stroke, dan obesitas. Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik tambahan sebanyak apa pun dapat membantu mencegah penyakit tersebut.

Baca juga: Cuddling Efektif Bikin Hubungan Lebih Erat daripada Seks

“Mengingat dampak buruk stres kronis terhadap kesehatan metabolisme, penting untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang bisa mengatasinya. Sebagai peneliti hubungan, saya sangat tertarik pada bagaimana berbagai aspek hubungan kita dapat memainkan peran protektif,” kata penulis studi Yoobin Park, seorang peneliti pascadoktoral di Universitas California, San Francisco.

Dia melanjutkan, “Aktivitas seksual muncul sebagai terapi yang menjanjikan karena efeknya yang menghilangkan stres dan dampak positifnya seperti membuat tidur lebih nyenyak. Sepengetahuan kami, belum ada riset yang meneliti apakah aktivitas seksual dapat menahan efek biologis dari stres, sehingga penelitian ini bersifat eksploratif dan bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut.”

Para peneliti meminta 183 wanita berusia 20 hingga 50 tahun, dengan setidaknya satu anak berusia antara 2 dan 16 tahun, untuk mengambil bagian dalam penilaian Perceived Stress Scale secara rutin selama dua tahun. 

Selama setiap periode penilaian, peserta akan diminta mengisi kuesioner harian selama 7 hari dan kunjungan klinik untuk mengumpulkan data kesehatan, termasuk sampel darah sebagai indikator metabolisme utama, insulin, resistensi insulin, leptin, dan ghrelin.

Baca juga: Benarkah Seks Bikin Tidur Lebih Nyenyak? Simak Penjelasannya

Dua penilaian terakhir adalah yang paling penting bagi penelitian ini karena hanya penilaian tersebut yang fokus pada pertanyaan tentang seks.

Para peneliti menanyakan para ibu setiap hari apakah mereka melakukan aktivitas seksual pada malam sebelumnya, sekaligus mengukur variabel terkait seperti kepuasan hubungan secara keseluruhan serta tingkat aktivitas fisik kehidupan sehari-hari. 

Mereka yang melaporkan melakukan hubungan seks setidaknya sekali selama periode penilaian selama seminggu dianggap aktif secara seksual. Setelah data dikumpulkan, total 101 perempuan menunjukkan bahwa mereka aktif secara seksual atau tidak aktif secara konsisten.

Para ibu yang mengasuh setidaknya satu anak penderita ASD dikelompokkan ke dalam kelompok “stres tinggi”, dan semua ibu lainnya dimasukkan ke dalam kelompok “stres rendah”.

Secara keseluruhan, ibu dengan tingkat stres yang tinggi lebih cenderung menunjukkan tingkat insulin dan resistensi insulin yang lebih tinggi serta tingkat ghrelin yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu dengan tingkat stres yang rendah. 

Baca juga: Manfaat Berhubungan Seks Rutin

Dibandingkan kelompok ibu dengan tingkat stres rendah, ibu dengan tingkat stres tinggi yang tidak aktif secara seksual bernasib jauh lebih buruk dibandingkan ibu yang lebih sering berhubungan seks. Sebaliknya, semua ibu yang aktif secara seksual menunjukkan profil metabolisme yang serupa, apa pun kelompok stresnya.

“Singkatnya, temuan kami menunjukkan bahwa dampak buruk terkait stres pada kesehatan metabolik berkurang secara signifikan pada mereka yang aktif secara seksual,” kata Park. 

“Jadi secara keseluruhan, meskipun kita memerlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mekanisme yang tepat dimana aktivitas seksual mampu melindungi dampak buruk stres pada kesehatan metabolisme, temuan kami menunjukkan manfaat lain jika seseorang aktif secara seksual."

Para peneliti berharap temuan ini dapat berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang manfaat seks bagi kesehatan. Park berkata, “Kami memerlukan lebih banyak penelitian di bidang ini untuk mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai mekanisme yang mendasari manfaat seks dan untuk memahami kemampuan perlindungannya terhadap stres.”

Baca juga: 5 Dampak Buruk Gangguan Kecemasan dalam Kehidupan Seks

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com