JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini, gadget menjadi salah satu barang penting dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi dalam gadget membantu memudahkan beragam aktivitas.
Gadget tidak hanya menguntungkan orang-orang berusia dewasa, tetapi juga anak-anak. Bahkan, beberapa sekolah mendorong penggunaan gadget untuk tugas sekolah dan tugas di rumah.
Kendati demikian, penggunaan gadget—dalam hal ini ponsel—yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan anak kecanduan gadget alias kecanduan HP.
Baca juga: 7 Tips Parenting untuk Cegah Anak Kecanduan Gadget
Dilansir dari sebuah artikel dalam Medical News Today, Rabu (19/6/2024), telah ditinjau secara medis oleh Joslyn Jelinek selaku licensed social worker yang berspesialisasi dalam kesehatan mental perinatal dan nyeri kronis, kecanduan HP dapat menimbulkan efek yang negatif dalam berbagai aspek kehidupan.
Dokter tidak secara formal mengakui fenomena itu sebagai kondisi kesehatan mental. Namun, beberapa penelitian menunjukkan, anak-anak dan remaja mungkin mengalami keasyikan yang berlebihan dengan HP.
Ini menyebabkan ketidakmampuan untuk mengendalikan atau membatasi penggunaan HP, bahkan dalam situasi yang mana penggunaannya tidak tepat.
Lebih lanjut, anak kecanduan HP dapat menyebabkan mereka mengabaikan tanggung jawab dan hubungan mereka. Mereka pun dapat menunjukkan kegelisahan dan kecemasan ketika tidak bisa mengakses HP mereka.
Penggunaan gadget yang berlebihan melibatkan pola menghabiskan banyak waktu di depan HP. Ini berpotensi mengganggu aktivitas atau tanggung jawab lainnya.
Beberapa anak dan remaja mungkin mengalami gejala fisik karena terlalu sering menggunakan HP. Seringkali, ini mencakup tubuh berada pada posisi yang tidak baik dalam waktu yang lama.
Tentunya, hal tersebut memengaruhi postur tubuh mereka. Dampak lainnya pada fisik adalah mata terasa tegang, serta sakit kepala, leher, dan punggung.
Baca juga: 10 Negara Paling Kecanduan Internet dan Medsos di Dunia, Indonesia?
Seorang anak atau remaja mungkin mengabaikan hobi, olahraga, atau interaksi sosial untuk menghabiskan waktu dengan HP-nya. Ini juga terjadi pada aktivitas yang sebelumnya mereka sukai.
Bentuk kecanduan ini mengakibatkan anak memeriksa atau memperbarui akun media sosial mereka secara terus menerus, dan memprioritaskan interaksi daring dibandingkan tatap muka.
Tidak hanya itu, mereka juga mungkin tidak menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan rumah, atau kewajiban lainnya karena penggunaan HP yang berlebihan.
Sementara dampak dalam kehidupan di sekolah mencakup penurunan nilai, tidak mampu berkonsentrasi, dan menurunkan produktivitas akademik.
Seorang anak atau remaja mungkin merasa terdorong untuk langsung merespons notifikasi, dan dapat mengalami tekanan ketika tidak dapat berinteraksi dengan media sosial.
Walhasil, mereka mungkin menunjukkan beberapa gejala seperti gelisah, mudah marah, atau cemas ketika HP-nya tidak ada.
Bahkan, mereka mungkin mengalami gangguan pola tidur karena merasa perlu memeriksa HP untuk mengetahui kabar terbaru.
Seorang anak atau remaja mungkin menjadi tertutup terkait aktivitas mereka di HP. Dalam beberapa kasus, mereka dapat menyembunyikan penggunaan HP, atau defensif saat ditanya berapa banyak waktu yang telah dihabiskan saat menggunakannya.
Baca juga: 3 Tips Mencegah Anak Kecanduan Gawai di Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram