Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Makan Malam Bikin Gendut? Ini Penjelasannya

Kompas.com, 7 November 2024, 20:05 WIB
Silmi Nurul Utami,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang khawatir makan malam bisa menyebabkan kenaikan berat badan, sehingga banyak orang yang memilih untuk tidak makan malam.

Namun faktanya, itu sangat bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi. 

Menurut ahli gizi dan dietisian Puteri Aisyaffa Aziza, jika makan malam terdiri dari makanan berat dan berkalori tinggi seperti nasi padang atau fast food, maka memang bisa meningkatkan berat badan. 

"Kalau misalnya makan malam bikin gendut itu betul, jika makan malamnya yang bersantan, nasi padang dua bungkus, fast food tiga porsi, itu bikin gendut betul," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (6/11/2024). 

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Makan Malam?

Namun, makan malam tidak harus selalu menjadi penyebab penambahan berat badan. Justru, makan malam bisa membantu meningkatkan kualitas tidur yang bisa membantu penurunan berat badan ketika diet.

"Jadi ada beberapa makanan yang ketika diproses oleh tubuh di malam hari itu, tidur kita jadi lebih nyenyak, salah satunya adalah protein," ungkap Puteri. 

Makanan yang kaya protein bisa membantu tubuh lebih rileks dan mendapatkan kualitas tidur yang baik. Pada gilirannya, kualitas tidur yang baik dapat membantu penurunan berat badan yang lebih efektif. 

"Makannya kalau orangtua zaman dulu sering bilang 'minum susu dulu sebelum tidur'," pungkas Puteri. 

Itu karena, kandungan protein dalam susu bisa membuat seseorang tidur dengan lebih nyenyak. 

Dengan demikian, tidak ada batasan waktu tertentu ketika malan malam untuk mencegah kenaikan berat badan.

"Untuk batasan waktu tidak ada ya. Kaya maksimal makan jam 6 sore atau kalau lebih dari itu nanti gendut, itu tidak ada," tegas Puteri. 

Baca juga: Kenali, Perbedaan Heartburn, Refluks Lambung dan Gerd

Menurutnya, yang benar itu makan satu sampai dua jam sebelum tidur. Misalnya jika kita tidur jam 10, maka jam 8 malam harus diusahakan sudah beres makan. 

Makan dua jam sebelum tidur bermanfaat untuk menghindari refluks asam lambung. Pasalnya, jika kita berbaring sebelum makanan dicerna, maka asam lambung bisa naik ke kerongkongan. 

"Refluks itu yang harus dihindari. Tapi bukan berarti nanti kalau makan malam jam segini jadi gendut itu tidak. Kalau makan nasi padang tiga bungkus tiap mau tidur, itu baru bikin gendut," tutup Puteri. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau