Penulis
Selain itu, ia menekankan pentingnya edukasi soal kesehatan mental.
Baca juga: Saat Remaja Lebih Sering Curhat ke AI daripada ke Teman atau Orangtua
"Remaja perlu punya kesadaran terhadap kesehatan mentalnya. Kalau merasa cemas, khawatir berlebihan, sedih berkepanjangan, atau kehilangan energi untuk mencari pertolongan yang tepat," tutur Firesta.
Menurutnya, langkah pertama bisa dengan berbicara kepada orangtua, guru, atau anggota keluarga yang dipercaya.
Jika perlu, temui psikolog atau tenaga profesional yang dapat memberikan bantuan secara tepat.
Pada akhirnya, kata Firesta, AI tidak dapat menggantikan kehangatan hubungan manusia.
"Dukungan emosional, rasa dipahami, dan keterhubungan yang nyata hanya bisa didapatkan dari interaksi manusia, terutama orangtua. Kehadiran mereka secara fisik dan emosional adalah hal yang tidak bisa diberikan chatbot," tegasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang