Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menjadi Ayah yang Adil bagi Anak Kandung dan Anak Sambung Menurut Psikolog

Kompas.com, 16 September 2025, 09:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Menikah lagi usai bercerai tak jarang membawa dinamika baru dalam keluarga.

Seorang ayah tidak hanya berperan sebagai pasangan bagi istri, tetapi juga menjadi figur bagi anak sambung.

Di sisi lain, anak kandung juga tetap membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

Menurut Psikolog Keluarga Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., kondisi ini tak jarang membuat seorang ayah berada dalam posisi serba sulit.

Ia perlu menjaga keseimbangan peran agar anak kandung tidak merasa tersisih, sekaligus membangun hubungan yang sehat dengan pasangan dan keluarga barunya.

Baca juga: Bukan Hanya Tugas Ibu, Ini Pentingnya Peran Ayah Ikut Mengantar Anak Sekolah

Tantangan peran ganda ayah

Sukmadiarti menjelaskan, salah satu tantangan yang paling sering muncul adalah rasa cemburu dari anak kandung.

Anak bisa menilai bahwa perhatian ayah kini lebih banyak tercurah pada pasangan baru atau anak sambung.

“Jika ayah tidak berhati-hati, anak kandung dapat merasa tidak lagi menjadi prioritas. Perasaan ini bisa berkembang menjadi kekecewaan atau rasa terabaikan,” ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Selain itu, ketidakseimbangan dalam memenuhi kebutuhan, baik kasih sayang maupun finansial, juga dapat menimbulkan jarak emosional.

Anak yang merasa kurang diperhatikan bisa menumbuhkan keyakinan negatif, misalnya merasa kurang dicintai atau tidak cukup berharga.

Baca juga: Psikolog Ungkap Tantangan Anak Kandung Ketika Ayah Menikah Lagi

Peran ayah untuk anak kandung dan anak sambung

Menurut Sukmadiarti, konflik justru lebih sering muncul dari anak kandung dibandingkan anak sambung.

Anak kandung bisa merasa cemburu atau tidak penting lagi bagi ayahnya. Kondisi ini dapat berkembang menjadi rasa minder, tidak dicintai, bahkan memunculkan daddy issue di kemudian hari.

Sebaliknya, anak sambung biasanya tidak banyak berekspektasi sehingga jarang muncul konflik langsung.

Tantangannya ada pada proses adaptasi, terutama saat menerima kehadiran figur ayah baru.

Baca juga: Belajar dari Ari Lasso, Ini Peran Ayah Sambung untuk Anak Menurut Psikolog

Cara menjaga keadilan bagi anak kandung dan anak sambung

Meski penuh tantangan, ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan ayah agar tetap adil dan menjaga keharmonisan keluarga:

  • Konsisten hadir – tetap menyediakan waktu khusus bersama anak kandung maupun anak sambung, meskipun tidak tinggal serumah.
  • Tetap menafkahi anak kandung – perceraian dengan pasangan lama tidak menghapus tanggung jawab finansial terhadap anak.
  • Komunikasi terbuka – mendengarkan perasaan anak tanpa menghakimi, terutama soal kecemburuan atau rasa tersisih.
  • Menunjukkan kasih sayang – tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga lewat perhatian dan keterlibatan.
  • Menghargai perasaan anak – tidak meremehkan rasa cemburu atau kecewa yang anak rasakan.
  • Kerja sama dengan pasangan baru – membangun komunikasi sehat agar anak kandung tetap merasa diterima dan anak sambung tidak merasa terbebani.

Baca juga: Bagaimana Anak Menerima Figur Ayah Sambung? Simak Perspektif Psikolog

Kehadiran ayah tetap penting

Sukmadiarti menekankan bahwa kehadiran ayah, baik bagi anak kandung maupun sambung, sangat penting bagi kesehatan mental anak.

“Meski sudah menikah lagi, ayah perlu menunjukkan bahwa anak kandung tetap memiliki tempat istimewa di hatinya. Perceraian dengan pasangan lama tidak seharusnya membuat hubungan dengan anak terputus,” katanya.

Dengan sikap adil, penuh tanggung jawab, dan komunikasi yang sehat, ayah bisa menjaga keharmonisan dalam keluarga baru sekaligus tetap hadir sebagai figur penting bagi anak kandung.

Baca juga: Berkaca dari Sule-Nathalie Holscher, Ini Cara Akur dengan Anak Sambung

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau