Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Tetap Tenang Saat Menghadapi Ketidakpastian dalam Hidup

Kompas.com, 26 September 2025, 21:03 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Self

KOMPAS.com - Ketidakpastian adalah bagian alami dari hidup. Namun ketika banyak hal tak terduga datang bersamaan, mulai dari urusan pribadi, situasi sosial, hingga isu global, rasa cemas bisa muncul tanpa disadari. 

"Kita semua harus belajar hidup dengan ketidakpastian, tapi bukan berarti itu mudah," kata Thea Gallagher, PsyD, profesor klinis di NYU Langone Health, dilansir dari Self, Jumat (26/9/2025).

Para ahli sepakat, kita tak bisa mengendalikan semua hal yang akan terjadi. Tetapi, kita bisa melatih diri agar tetap tenang dan fokus.

Baca juga: 5 Zodiak yang Dikenal Pandai Merencanakan Hidup, Ada Sagitarius

Berikut enam cara yang disarankan agar pikiran lebih tenang dan tubuh tetap sehat saat menghadapi ketidakpastian dalam hidup.

6 cara tetap tenang saat menghadapi ketidakpastian

1. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan

Hillary Ammon, PsyD, psikolog klinis di Center for Anxiety & Women’s Emotional Wellness, mengatakan kekhawatiran sering muncul karena kita ingin memastikan hasil akhir.

"Ketidakpastian yang menyebabkan kekhawatiran cenderung 'melekat'," ucapnya. 

Namun, tidak semua hal bisa diprediksi. Ia menyarankan untuk berhenti sejenak dan mengakui perasaan yang muncul, bukan menolaknya.

Cobalah menulis daftar apa saja yang membuat kamu cemas, lalu tandai hal-hal yang benar-benar bisa kamu atur.

Dengan begitu, energi dan pikiran dapat diarahkan ke langkah yang nyata, bukan pada skenario “bagaimana jika” yang belum tentu terjadi.

2. Luangkan waktu untuk berjalan kaki

Dr. Gallagher memilih berjalan kaki tanpa distraksi ketika pikirannya penuh. Ia tidak membawa ponsel atau mendengarkan musik, benar-benar hanya menikmati suasana sekitar.

"Saya hanya terhubung, mengamati, dan menyatu dengan pikiran saya. Itu bisa sangat bermanfaat," jelasnya.

Menurutnya, berjalan kaki sambil memperhatikan alam sekitar dan menarik napas dalam-dalam bisa mengembalikan pikiran ke masa kini.

Baca juga: Cara Mengajari Anak Menghadapi Ketidakpastian Menurut Ahli, Jadi Lebih Tangguh

Aktivitas sederhana ini membantu tubuh terasa lebih ringan dan menenangkan kecemasan yang menumpuk.

3. Utamakan tidur yang berkualitas

Kurang tidur dapat memperparah rasa cemas. Helen Lavretsky, MD, profesor psikiatri di UCLA, menekankan pentingnya menjaga pola tidur meski sedang stres.

Ia sendiri memiliki ritual sebelum tidur, yaitu dengan mandi air hangat dengan garam epsom untuk membantu tubuh lebih rileks.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau