Tanda toxic lain yang sering muncul secara halus adalah penerapan standar ganda. Dalam hubungan sehat, aturan berlaku dua arah.
Namun menurut terapis sekaligus pemilik akun TikTok @christiectherapy, Christie, tidak sedikit perempuan atau pria, yang menuntut pasangannya melakukan hal tertentu tetapi tidak melakukannya sendiri.
Ia mencontohkan situasi ketika seorang perempuan meminta pasangannya memberikan update lokasi terus-menerus saat keluar dengan teman, tetapi ia sendiri tidak melakukan hal yang sama.
Ketika standar ganda muncul, hubungan berubah menjadi kompetisi kekuasaan yang tidak adil untuk salah satu pihak.
Ada pihak yang ingin memegang kontrol penuh, sementara pihak lain dipaksa untuk mengikuti. Ini adalah dinamika toxic yang bisa memicu manipulasi dan konflik berulang.
Baca juga: Bucin dan Posesif, Apa Bedanya? Ini Penjelasan Psikolog
Selain tiga tanda utama tersebut, Christie juga mengingatkan, perilaku seperti memposting foto menggoda untuk menarik perhatian orang lain, atau tidak memberi ruang bagi pasangan untuk berpendapat juga masuk kategori tidak menghargai hubungan.
Banyak laki-laki tidak menyadari sinyal-sinyal ini sejak awal, sehingga hubungan terlanjur berjalan jauh sebelum mereka memahami bahwa situasinya sudah toxic.
Mengenali tanda toxic sejak awal kencan dapat membantu laki-laki membuat keputusan yang lebih sehat, bukan hanya untuk hubungan, tetapi juga untuk kesejahteraan emosional mereka.
Jika satu atau lebih perilaku ini muncul, mungkin sudah saatnya untuk meninjau kembali apakah hubungan tersebut layak dilanjutkan.
Baca juga: Viral Bird Theory untuk Menguji Kepedulian Pasangan
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang