Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 3 Tanda Toxic saat Kencan yang Sering Tak Disadari Pria

Kompas.com, 4 Desember 2025, 09:30 WIB
Devi Pattricia,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Best Life

KOMPAS.com - Ketika ingin mengajak kencan calon pasangan, para pria biasanya sibuk memilih pakaian, menentukan tempat bertemu, hingga mencari topik obrolan yang pas. 

Namun, satu hal yang justru sering terlewat oleh banyak laki-laki adalah mengenali tanda-tanda toxic sejak awal. 

Ada beberapa sinyal halus yang bisa menjadi penanda bahwa sebuah hubungan dapat berubah tidak sehat. Berikut tiga tanda toxic saat kencan yang penting diwaspadai.

Baca juga: 5 Kebiasaan Kencan Zaman Dulu yang Kini Sudah Jarang Dilakukan

3 Tanda toxic saat kencan yang jarang disadari laki-laki

1. Punya sifat terlalu cemburu

Di fase awal kencan, perasaan jatuh cinta memang sering membuat seseorang ingin terasa eksklusif.  Namun, ketika cemburu berubah menjadi kontrol, hubungan mulai bergerak ke arah toxic. Cemburu yang berlebihan bisa menjadi tanda bahaya awal mula hubungan yang toxic.

Menurut Jessica Miller, LMHC, psikolog dari PsycheMag, akar dari perilaku ini sering berasal dari masalah kepercayaan. 

Ia mengatakan, orang yang sangat cemburu biasanya memiliki kecenderungan untuk mengawasi pasangannya secara berlebihan.

“Orang yang sangat cemburu cenderung mengamati setiap gerak-gerik pasangannya,” kata Miller, seperti dikutip Best Life, Kamis (4/12/2025).

Pada akhirnya, hubungan yang dihiasi kecemburuan tidak sehat dapat berkembang menjadi kontrol, pembatasan ruang gerak, hingga manipulasi emosional. 

Jika pola ini mulai muncul, itu adalah tanda toxic dalam hubungan yang tidak boleh diabaikan.

Baca juga: 5 Tips Mengelola Rasa Cemburu, Salah Satunya Ketahui Penyebabnya

Ilustrasi kencan pertama.Shutterstock/Gumpanat Ilustrasi kencan pertama.

2. Perilaku merendahkan atau membully

Bercanda ringan mungkin wajar dan bahkan bisa mempererat hubungan. Namun ketika candaan berubah menjadi hinaan, komentar tajam, atau meremehkan, situasi tersebut sudah masuk kategori toxic. 

Miller menjelaskan, perilaku membully pasangan bukan bagian dari komunikasi yang sehat.

“Komunikasi terbuka itu penting, tetapi bullying adalah hal lain,” ujarnya.

Pakar hubungan dari Cupid and Cuddles, Harman Awal memperingatkan, meremehkan pasangan, apalagi di depan orang lain, adalah tanda jelas bahwa arah hubungan sudah toxic.

“Jika pasangan terang-terangan mengabaikan pendapatmu, menyepelekan perasaan, atau merendahkanmu di depan orang lain, itu tanda hubungan mengarah ke toxic,” tuturnya. 

Perilaku merendahkan dapat membuat seseorang kehilangan harga diri, mengurangi rasa aman, dan menimbulkan ketergantungan emosional yang sulit dilepaskan.  Tindakan ini adalah jenis toxic yang sering dianggap hanya bercanda, padahal dampaknya besar.

Baca juga: Terlalu Lama Pacaran Bisa Bikin Seseorang Terjebak di Hubungan Tidak Sehat, Ini Kata Psikolog

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau