Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fadil Berhasil Menurunkan Berat Badan 25 Kilogram, Emosi Jadi Lebih Stabil

Kompas.com, 5 Desember 2025, 16:05 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

“Aku enggak mau terlalu keras sama diri sendiri. Biasanya 10–20 persen aku sisain buat makanan happy,” tuturnya. “Kalau mau makan kue, ya makan. Tapi cuma satu-dua gigit.”

Baca juga: Pengalaman Diet Turun 17 Kg Dewi Niki, Hadapi Craving dengan Realistis

Transformasi mental, dari mudah marah jadi lebih tenang

Berhasil menurunkan berat badan hingga 25 kilogram bukan hanya mengubah bentuk tubuh Fadil. Ia mengaku transformasi paling besar justru terjadi pada kesehatan mentalnya.

Sebelumnya, ia mudah tersulut emosi. Stres kuliah pernah membuatnya kehilangan kendali atas diri sendiri. Namun setelah menjalani IF dan pola hidup baru, ia merasakan perubahan signifikan.

“Sejak diet, aku enggak pernah lagi ngamuk-ngamuk. Lebih sabar, lebih tenang. Bahkan orang rumah juga bilang aku berubah,” ujarnya.

Ia menduga konsistensi dalam IF membentuk pola pikir baru. Menahan lapar melatih kesabaran, sementara fokus pada tubuh sendiri membuatnya lebih mampu mendengarkan kebutuhan diri.

Bukan hanya itu, Fadil juga mulai menjauh dari kebiasaan buruk di masa lalu.

“Sekarang waktu habis dipakai mikir, ‘nanti siang makan apa ya?’ sama olahraga,” katanya sambil bercanda. Ia juga menyebut bahwa proses ini mendekatkannya dengan Tuhan.

“Aku yakin keberhasilanku ini dari doa yang aku panjatkan dari dulu,” ucapnya.

Baca juga: Jangan Asal Ikut Tren Diet, Dokter Gizi Ungkap Cara Menurunkan Berat Badan yang Aman

Saat tubuh mulai ringan dan hidup mulai stabil

Secara fisik, perubahan yang dirasakan Fadil cukup drastis. Tubuhnya lebih ringan, mudah bergerak, tidak cepat sakit, dan jika pun sakit, pemulihannya lebih cepat.

Ia merasa stamina meningkat, tubuh lebih responsif, dan aktivitas sehari-hari terasa lebih nyaman. Namun lagi-lagi, ia menekankan bahwa stabilitas emosilah yang paling berharga.

“Aku lebih bijaksana sekarang,” katanya, mengutip komentar keluarganya.

Setelah melewati perjalanan panjang penuh tantangan, Fadil memberikan pesan bagi siapa pun yang masih berjuang menurunkan berat badan.

“Jangan menyerah. Berat itu pasti, tapi usaha enggak pernah menghianati hasil,” ujarnya.

Ia paham betul frustrasinya melihat angka timbangan yang tidak berubah. Namun baginya, konsistensi jauh lebih penting daripada kecepatan.

“Akan ada saatnya hasil itu terasa. Yang tadinya enggak pede pakai celana jeans, nanti bakal berani pakai lagi,” katanya.

“Jadikan diet bukan untuk sesaat, tapi jadi kebiasaan hidup sehat selama kita masih hidup di dunia ini," tutupnya dengan satu prinsip yang kini ia pegang teguh.

Baca juga: Perjalanan Oprah Winfrey Menurunkan Berat Badan dari 108 Kg

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau