“Aku enggak mau terlalu keras sama diri sendiri. Biasanya 10–20 persen aku sisain buat makanan happy,” tuturnya. “Kalau mau makan kue, ya makan. Tapi cuma satu-dua gigit.”
Baca juga: Pengalaman Diet Turun 17 Kg Dewi Niki, Hadapi Craving dengan Realistis
Berhasil menurunkan berat badan hingga 25 kilogram bukan hanya mengubah bentuk tubuh Fadil. Ia mengaku transformasi paling besar justru terjadi pada kesehatan mentalnya.
Sebelumnya, ia mudah tersulut emosi. Stres kuliah pernah membuatnya kehilangan kendali atas diri sendiri. Namun setelah menjalani IF dan pola hidup baru, ia merasakan perubahan signifikan.
“Sejak diet, aku enggak pernah lagi ngamuk-ngamuk. Lebih sabar, lebih tenang. Bahkan orang rumah juga bilang aku berubah,” ujarnya.
Ia menduga konsistensi dalam IF membentuk pola pikir baru. Menahan lapar melatih kesabaran, sementara fokus pada tubuh sendiri membuatnya lebih mampu mendengarkan kebutuhan diri.
Bukan hanya itu, Fadil juga mulai menjauh dari kebiasaan buruk di masa lalu.
“Sekarang waktu habis dipakai mikir, ‘nanti siang makan apa ya?’ sama olahraga,” katanya sambil bercanda. Ia juga menyebut bahwa proses ini mendekatkannya dengan Tuhan.
“Aku yakin keberhasilanku ini dari doa yang aku panjatkan dari dulu,” ucapnya.
Baca juga: Jangan Asal Ikut Tren Diet, Dokter Gizi Ungkap Cara Menurunkan Berat Badan yang Aman
Secara fisik, perubahan yang dirasakan Fadil cukup drastis. Tubuhnya lebih ringan, mudah bergerak, tidak cepat sakit, dan jika pun sakit, pemulihannya lebih cepat.
Ia merasa stamina meningkat, tubuh lebih responsif, dan aktivitas sehari-hari terasa lebih nyaman. Namun lagi-lagi, ia menekankan bahwa stabilitas emosilah yang paling berharga.
“Aku lebih bijaksana sekarang,” katanya, mengutip komentar keluarganya.
Setelah melewati perjalanan panjang penuh tantangan, Fadil memberikan pesan bagi siapa pun yang masih berjuang menurunkan berat badan.
“Jangan menyerah. Berat itu pasti, tapi usaha enggak pernah menghianati hasil,” ujarnya.
Ia paham betul frustrasinya melihat angka timbangan yang tidak berubah. Namun baginya, konsistensi jauh lebih penting daripada kecepatan.
“Akan ada saatnya hasil itu terasa. Yang tadinya enggak pede pakai celana jeans, nanti bakal berani pakai lagi,” katanya.
“Jadikan diet bukan untuk sesaat, tapi jadi kebiasaan hidup sehat selama kita masih hidup di dunia ini," tutupnya dengan satu prinsip yang kini ia pegang teguh.
Baca juga: Perjalanan Oprah Winfrey Menurunkan Berat Badan dari 108 Kg
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang