Desain ini sejalan dengan konsep Griselda yang dikenal mampu memadukan karakterisasi tokoh dengan elemen fashion yang menunjang storytelling.
Disadur dari Laughing Place, Griselda tampil mewakili tim Visual Development Disney Animation.
Ia dikenal sebagai seniman dengan keahlian kuat dalam warna dan kostum, sehingga terlibat dalam berbagai rancangan visual penting, termasuk deretan gaun dan pakaian untuk adegan undercover serta momen gala dalam film.
Ia menjelaskan, proses kreatifnya dimulai dari sketsa kasar untuk menangkap energi cerita, lalu berkembang ke eksplorasi komposisi hingga color script.
Baca juga: Monica Ivena Ungkap Tantangan dalam Merancang Perhiasan
Pendekatannya menjaga gaya visual tiap seniman sekaligus menyatukannya dalam bahasa visual khas Disney Animation.
Griselda Sastrawinata-Lemay, kini berusia 43 tahun, merupakan desainer animasi asal Indonesia yang meniti karier internasional selama lebih dari 20 tahun.
Berdasarkan profil LinkedIn pribadinya, Griselda menempuh pendidikan ArtCenter College of Design pada jurusan Arts, Entertainment and Media Management pada 2001–2005.
Kariernya berawal ketika ia bekerja sebagai Visual Development Artist di IDT tahun 2005 sampai 2007.
Pada 2007, ia melanjutkan karier sebagai visual development artist dan character designer di DreamWorks Animation, studio yang menaungi berbagai film besar seperti Shrek, Kung Fu Panda, hingga How to Train Your Dragon.
Baca juga: Didit Hediprasetyo Rancang Jersey Como 1907, Padukan Seni dan Olahraga
Griselda kemudian bergabung dengan Disney Animation Studios pada 2015. Kini ia menjabat sebagai Associate Production Designer dan telah terlibat dalam berbagai proyek animasi besar.
Perannya tidak hanya mencakup desain kostum, tetapi juga konsep warna, visual storytelling, hingga pengembangan dunia dalam film.
Ini bukan kali pertama dirinya berkontribusi mendesain kostum tokoh Disney. Ia juga pernah terlibat dalam film Moana (2016) untuk mengembangkan visual dan warna yang membantu membentuk atmosfer tropis serta elemen budaya Polinesia.
Selain itu, adapula film Frozen (2013) dan Frozen 2 (2019). Salah satu kontribusi terkenalnya adalah merancang dan mengembangkan detail kostum Anna, terutama eksplorasi tekstur, bentuk rok, dan ornamen bergaya Nordik.
Lebih lanjut, ia juga turut berkontribusi pada pengembangan gaya visual film Wish (2023) yang memadukan cat air dan animasi modern.
Baca juga: Cerita Desainer Gaun Pengantin Hian Tjen, Pertama Kalinya Rancang Motif Tempat Tidur
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang