Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua IDI: Paku dalam Betis di Luar Batas Ilmu Kedokteran

Kompas.com - 04/11/2011, 09:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus yang menimpa bocah malang Safirah Putri (3) warga Ajatappareng, Parepare, Sulawesi Selatan, sempat menghebohkan dan mendapatkan sorotan publik. Betapa tidak, di dalam betis bocah itu terdapat puluhan logam menyerupai paku dan jarum.

Tim dokter ahli bedah RSUD Andi Makkasau yang dipimpin dr Kamaruddin Sahid, SpBP berhasih mengangkat logam-logam tersebut dari betis sang bocah malang. Dalam penuturannya seperti yang dilaporkan salah seorang warga Kompasiana, Kamaruddin justru mencurigai paku-paku tersebut sengaja dimasukkan ke dalam kaki bocah malang tersebut.

Tanggapan yang tidak jauh berbeda juga dilontarkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Prijo Sidipratomo, SpRad (K). Ia menduga, paku-paku tersebut memang sengaja dimasukkan, tetapi tidak dapat diketahui bagaimana caranya, dan apa maksud serta tujuannya.

"Kalau lihat segitu banyaknya, mungkin ada orang yang memasukkan. Tapi bagaimana tekniknya, kita tidak tahu. Itu di luar batas kemampuan ilmu kedokteran," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/11/2011).

Priyo mengatakan, sebagai radiolog, dirinya pernah membaca berbagai macam foto paru-paru dan terkadang di dalam hasil foto sering ditemukan benda-benda kecil (berbentuk jarum) yang umumnya disebut sebagai susuk.

"Saya pernah kasih lihat hasil foto tersebut kepada dokter asing, mereka binggung. Karena itu cuma ada di Indonesia," cetusnya.

Priyo menambahkan, melihat jumlah paku yang begitu banyak, tidak mungkin  jika otot atau sel tubuh memproduksi paku.

"Kalau saya lihat, itu kan letaknya di otot-otot semua. Rasanya tidak mungkin otot memproduksi paku karena substansi otot itu tidak ada substansi logamnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com