Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Pushing Panda Mencuri Perhatian di HAI Day 2017

Kompas.com - 01/05/2017, 10:48 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Olahraga yang mengutamakan keseimbangan tubuh dengan nama populer Slackline berhasil mencuri perhatian anak-anak muda di perhelatan HAI Day 2017.

Olahraga Slackline sendiri terlebih dahulu populer di Jerman pada tahun 2006 dan mulai masuk ke Indonesia pada 2011 yang dipopulerkan salah satunya oleh Dadeng, pemuda asal Bandung Jawa Barat.

Dadeng adalah salah satu pegawai sertifikasi pekerja diketinggian di PT Vertikalitas Skygers Indonesia. Berawal dari keisengannya memanfaatkan seutas tali, Dadeng kemudian mencobanya menjadi sebuah olahraga.

KOMPAS.COM/ KRISTIANTO PURNOMO Mulyana meniti tali saat aksi highline di Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2016).
Sebelumnya, dirinya tidak mengetahui bahwa keisengannya tersebut telah dilakukan di negara-negara lain dengan nama Slackline. Bersama kedua temannya yakni Mpiw dan Iding, mereka mulai berlatih di Taman Saparua Bandung pada 2011.

Seiring berjalannya waktu, Dadeng CS memiliki beberapa anggota dan terbentuklah komunitas yang dinamai Pushing Panda. Nama Pushing Panda bukan tanpa arti, menurut Dadeng arti dari nama komunitas tersebut adalah tetap memiliki motifasi untuk belajar dan tetap lucu seperti panda.

"Sebetulnya tidak ada arti khusus, yang pasti dari nama itu kita punya spirit untuk terus belajar," kata Dadeng kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (30/4/2017).

Kompas.com/Iwan Supriyatna Olahraga yang mengutamakan keseimbangan tubuh dengan nama populer Slackline berhasil mencuri perhatian anak-anak muda di perhelatan HAI Day 2017.
Melalui komunitasnya tersebut, dirinya bersama anggota kerap berlatih di beberapa titik di Bandung seperti Taman Saparua dan salah satu lokasi di Universitas Pendidikan Indonesia.

Beberapa gaya dan trik Slackline sudah mereka coba, seperti battbounce (gerakan duduk dan berdiri di atas seutas tali) dan castbounce (merebahkan tubuh di atas seutas tali).

Gaya maupun trik tersebut mereka lakukan tak hanya di taman, mereka sudah mulai menunjukan kemahiran dan keberaniannya dari atas ketinggian gedung, tebing maupun di atas air.

"Trickline (gaya lompat), highline (berjalan di ketinggian), longline (berjalan pada seutas tali dengan jarak jauh) dan waterline (diatas air)," tuturnya.

Kompas.com/Iwan Supriyatna Olahraga yang mengutamakan keseimbangan tubuh dengan nama populer Slackline berhasil mencuri perhatian anak-anak muda di perhelatan HAI Day 2017.
Keseriusan komunitas Pushing Panda melalui Slackline mulai membuahkan hasil. Beberapa brand produk outdoor ternama mulai menggandeng mereka untuk semakin mengenalkan Slackline ke masyarakat. Bahkan mereka kini memiliki tempat latihan tersendiri yang disediakan salah satu brand produk outdoor tersebut tentunya dengan peralatan profesional dengan tingkat keamanan yang memadai.

"Latihan setiap malam minggu, anggotanya cewek ada, cuma lebih dominan cowok," ucapnya.

Saat ini, untuk wilayah Bandung anggota Pushing Panda baru sekitar 30 orang. Namun, di beberapa kota anggota Pushing Panda juga sudah mulai bermunculan berkat aksi-aksi yang dipublikasikannya melalui jejaring sosial.

"Di beberapa kota sudah ada. Kalau Pushing Panda sendiri pusatnya di Bandung," tutur Dadeng.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Slackliner dari komunitas Pushing Panda, Gin Gin Ginanjar meniti tali saat aksi highline di Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (10/2/2016). Aksi highline di ketinggian 899 mdpl ini memecahkan rekor mountain highline tertinggi di Indonesia dengan panjang lintasan 35 meter dan 50 meter.
Tak seperti komunitas pada umumnya, bagi para muda-mudi yang ingin menjadi anggota cukup datang saja dan rajin berlatih maka akan secara otomatis masuk dalam komunitas tanpa dipungut biaya sepeser pun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com