Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2018, 08:40 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koleksi busana untuk tahun baru Imlek tak melulu harus didominasi warna merah. Hal itu ditunjukan dari koleksi busana desainer Sebastian Gunawan dan istrinya, Cristina Panarese, untuk label SebastianRED.

Seba, panggilan akrab Sebastian, mengambil tema The Golden Muse yang terinspirasi dari karya pelukis kenamaan Austria di abad ke-19, Gustav Klimt.

Karya Klimt dikenal memiliki sentuhan kemewahan dengan penggunaan emas dan permata. Dipadukan dengan komposisi semi abstrak yang konsisten.

"Makanya kami sebut "The Golden Muse". Karena Gustav tidak pernah lepas dari nuansa emasnya, plus ditambah aneka warnanya," ujar Commercial Director SebastianRed, Viriya Unggul seusai peragaan busana di Cascade Lounge, Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Dalam koleksinya kali ini, Seba menghadirkan gaun model cheongsam dengan detail yang merepresentasikan shio Anjing. Misalnya dalam bentuk bordir atau lace.

Peragaan busana koleksi The Golden Muse by SebastianRed rancangan Sebastian Gunawan dan Christina Panarese, di Cascade Lounge Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (17/1/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Peragaan busana koleksi The Golden Muse by SebastianRed rancangan Sebastian Gunawan dan Christina Panarese, di Cascade Lounge Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Beberapa detail yang menunjukkan ciri khas lukisan Gustav, seperti manik-manik dan bebatuan kecil turut mempercantik koleksi gaun yang dipamerkan.

Seba dan Christina turut mengkombinasikan sejumlah bahan berbeda ke dalam satu jenis busana yang nyaman.

Viriya mengatakan, jumlah bahannya bisa mencapai 5 hingga 10 jenis. "Kombinasi. Kami buat dengan beberapa layer. Brokat, laces, semua kami kombinasikan dengan satu pakaian kadang bisa 5 sampai 10 jenis fabric. Jadi, so complicated," tuturnya.

Viriya menambahkan, Seba dan Christina juga menyesuaikan desain baju dengan budaya lokal. Ditambah dengan kondisi masyarakat yang dinamis.

"Kami harapkan mereka (masyarakat) lebih bisa mengadopsi gaya dinamis itu. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tetap ada kesan glamor tapi tetap dinamis," ucap Viriya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com