Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2019, 17:35 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darah merupakan standar baku untuk mendeteksi sebuah penyakit. Untuk melakukannya, terkadang kita diminta berpuasa.

Puasa idealnya dilakukan 10-12 jam sebelum pengambilan darah. Pada umumnya pemeriksaan kadar glukosa, asam urat, dan juga kolesterol mewajibkan kita untuk puasa.

“Kalau kita tak puasa, tidak bisa dibedakan kadarnya tinggi karena fungsi tubuh yang tak bagus atau karena dia baru makan,” kata Direktur Operasi & IT Laboratorium Prodia, Andri Hidayat.

Hasil pemeriksaan darah setelah puasa biasanya akan lebih akurat.

Apa yang kita makan dan minum akan diserap dalam aliran darah dan berdampak langsung pada tingkat glukosa, lemak, dan besi. Berpuasa akan mengurangi kadarnya dalam darah.

“Misalnya ketika kita periksa gula darah setelah puasa ternyata hasilnya masih tinggi. Artinya, ada kelainan tubuh yang tidak mampu mengolah gula di dalam tubuh dengan baik” kata pria yang menempuh pendidikan di bidang kimia dan biomedik ini.

Pemeriksaan gula darah biasanya juga akan diulang 2 jam setelah kita makan. Hal ini karena tubuh membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mencerna makanan.
    
“Kalau ternyata setelah 2 jam kadar gula masih tinggi, berarti tubuh tidak bisa memetabolisme dengan baik, itu diabetes,” katanya. (Aldo C.Sitanggang)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com