Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral ART Campur Susu dengan Obat Alergi, Ini Penjelasan Psikolog

Kompas.com - 16/08/2019, 17:35 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar seorang asisten rumah tangga (ART) yang mencampur susu anak majikannya dengan obat alergi (Cetirizine) banyak diperbincangkan di media sosial pada Kamis (15/8/2019).

Dalam kisahnya, sang ibu, Vierza, sempat merasa ada yang aneh dengan kondisi anaknya, sebab ketika hendak membangunkan anaknya yang sedang pulas tertidur, anaknya tidak kunjung sadar.

Vierza mengatakan bahwa pada botol susu anaknya terdapat obat alergi yang ada kadar alkoholnya. 

Menyikapi adanya tindakan ART yang tega mencampurkan obat alergi ke botol susu anak majikannya, Psikolog asal Surakarta, Hening Widyastuti menyampaikan bahwa ART tersebut tengah mengalami kelelahan dan stres.

"ART secara fisik adalah pekerjaan yang melelahkan mulai bangun tidur sampai tidur kembali, hampir boleh dikatakan dikerjakan semua olehnya, kecuali pada pekerjaan rumah tertentu saja yang memang hanya majikannya yang handle," ujar Hening saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (16/8/2019).

Menurutnya, akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan ART, tidak hanya mengasuh anak, namun juga mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, seperti menyediakan sarapan, cuci piring, cuci baju, menyetrika baju, bersih-bersih rumah, menyirami tanaman, dan belanja, maka ART menjadi kehabisan tenaga dan kelelahan.

Apalagi pada umumnya ART hanya diberi gaji sedikit atau di bawah UMR, tidak ada tunjangan kesehatan, dan fasilitas lainnya.

Baca juga: Viral Asisten Rumah Tangga Campur Susu dengan Obat agar Anak Pulas, Begini Ceritanya

"Dampaknya adalah beban kerja yang banyak dan berat, disertai pendapatan yang kecil. Sangat rentan stres," katanya lagi.

Pendampingan ART

Selain itu, Hening mengatakan kegiatan mengasuh bayi, yang kerap dilakukan oleh para ART, merupakan aktivitas yang melelahkan, karena harus menggendong dan mendampingi bayi dalam situasi yang aman dan tenang.

Hening mengaku bahwa seorang ibu sekalipun butuh tenaga dan pikiran lebih untuk momong si kecil.

"Pada kasus ini hanya diserahkan kepada ART yang notabene adalah orang lain. Secara psikologis tidak ada ikatan emosional apapun kecuali hanya sebuah kontrak kerja yang tidak jelas," ujar Hening.

Di sisi lain, ketika ART sedang dalam kondisi stres atau depresi, ia pun pada akhirnya melakukan jalan pintas untuk menyiasati pekerjaan rumah tangga yang dibebankan agar bisa tuntas.

Lantas, ART mencampurkan obat yang memiliki efek lelap dalam susu anak majikannya.

Menurut Hening, dampak yang bisa terjadi ketika si bayi dengan kondisi 'dipaksa tidur' oleh ART merupakan tindakan yang sangat berbahaya untuk ke depannya.

Baca juga: Selain Teh, Berikut Jenis Minuman yang Sebaiknya Dihindari Setelah Minum Obat

Dokter Spesialis

"Terus menerus diberikan obat yang mengandung obat tidur secara paksa ditakutkan mengganggu sistem saraf pusat bagian pencernaan, dan lainnya," kata Hening.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com