KOMPAS.com—Kegagalan jangan selalu dinilai sebagai sesuatu yang buruk, terlebih pada anak. Kegagalan justru bisa jadi kesempatan untuk anak belajar dari pengalaman sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.
Sebagai orangtua kita perlu bersikap lebih longgar terhadap kegagalan anak. Ada kalanya kita juga membantu dan memberi dorongan semangat agar mereka tidak patah semangat untuk bangkit lagi.
Untuk itu, pertimbangkan beberapa hal berikut untuk mengajarkan anak bangkit dari kegagalan yang dialaminya.
1. Dorong keterampilan pemecahan masalah
Ketika anak merasa bahwa tidak dapat menyelesaikan masalah dan merasa gagal, jangan selalu langsung "menyelamatkan mereka".
Contoh kecil misalnya mereka memecahkan mainan teman atau adiknya, jangan buru-buru menggantinya.
Tanyakan pada anak, "kira-kira bagaimana perasaan teman atau adik kamu? Apa yang bisa kamu lakukan untuk menggantinya? Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalahnya?"
"Mengajak anak untuk merenungkan masalah itu memang butuh waktu, tetapi bisa jadi kesempatan bagi anak untuk belajar menyelesaikannya. Ini juga dapat mengembangkan kepercayaan diri dan penilaian moral anak," kata Rebecca Han, spesialis program senior di Odyssey the Global Preschool, seperti dilansir dari Asiaone.
Baca juga: 3 Cara Membentuk Kepribadian Anak
2. Mengelola ekspektasi
Orangtua tidak selalu ada untuk menghibur dan berada di samping sang anak setiap kali mengalami kegagalan. Namun, hal ini justru akan membantu anak mengelola ekspektasi dan belajar cara mengatasi kegagalan.
Hal-hal yang tidak terduga dan tidak menyenangkan mungkin akan terjadi, dan orangtua tentu tidak dapat mencegahnya. Sekalipun segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, anak akan memahami dan belajar bahwa kekecewaan adalah bagian dari kehidupan.
3. Jadilah teladan yang baik
Bagaimana sikap kita sebagai orangtua menangani kegagalan adalah penting. Karena anak prasekolah akan mengamati setiap gerakan dan aktivitas orangtuanya.
Jika orangtua menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan untuk mengatasi stres, anak akan memperhatikan.
"Jelaskan bahwa tidak apa-apa untuk gagal dan membuat kesalahan dengan memperlihatkan bagaimana orangtua pun juga bisa gagal,” kata Rebecca.
Baca juga: 5 Alasan Anak Tidak Mau Mendengarkan Orangtua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.