Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelamatkan Lingkungan dengan Memakai Pakaian Lebih Lama

Kompas.com, 28 April 2021, 11:22 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Apa yang bisa kita lakukan untuk ikut melestarikan lingkungan? Salah satu jawabannya adalah membatasi konsumsi barang-barang yang kelak akan menjadi limbah bagi Bumi, mulai dari plastik hingga busana.

Dalam hal busana, hal ini bisa dilakukan dengan memilih pakaian yang berkualitas dan benar-benar kita sukai sehingga kita bisa memakainya lebih lama. Bukan jenis pakaian yang hanya dipakai sekali dua kali lalu dilupakan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, pada tanggal 19 April, Levi’s meluncurkan kampanye baru musim semi - “Buy Better, Wear Longer” - untuk menunjukkan tanggung jawab brand tersebut terhadap dampak lingkungan dari produksi dan konsumsi pakaian.

“Denim Levi’s bertujuan untuk dipakai dari generasi ke generasi. Kami mendorong konsumen agar lebih cermat memilih pakaian mereka, dan memakainya lebih lama."

"Caranya bisa dengan membeli pakaian secondhand atau meng-upgrade pakaian untuk memperpanjang masa pakainya,” kata Jennifer Sey, Brand President Levi's.

Dalam kampanye ini Levi's menggandeng para pelaku perubahan yang menginspirasi seperti Jaden Smith, Xiye Bastida, Xiuhtezcatl, Emma Chamberlain, Marcus Rashford MBE, dan Melati Wijsen dari Indonesia.

“Kami melihat suara kami pada para perwakilan pemimpin muda ini. Perubahan akan datang jika kita semua bekerja sama dan kita dengan senang hati bermitra dengan mereka untuk mengurangi dampak kolektif kita terhadap planet ini,” jelas Sey.

Kampanye Buy Better, Wear Longer juga melibatkan proses produksi yang lebih berkelanjutan lewat pemakaian material ramah lingkungan seperti Cottonized Hemp dan Organic Cotton, serta mengurangi penggunaan air.

Menurut Levi's, 76% dari semua produk Levi Strauss & Co., dan 70% dari semua bawahan Levi's dan Jaket Trucker sekarang dibuat menggunakan teknologi Water<Less yang menghemat lebih dari 4 miliar liter air dan menghasilkan hampir 10 miliar liter air daur ulang sejak pertama kali diperkenalkan.

Baca juga: Cottonized Hemp, Bahan Ramah Lingkungan untuk Koleksi Terbaru Levis

Mengapa hal ini dianggap penting?

Menurut catatan, produksi dan konsumsi fashion telah mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan, di mana antara tahun 2005 dan 2020, konsumsi pakaian global meningkat dua kali lipat.

Kita memiliki lebih banyak pakaian di lemari, daripada yang kita butuhkan. Sedikit saja pakaian tersebut yang kita pakai dalam waktu lama. Kebanyakan dari kita terlalu cepat membuangnya, atau membiarkannya tersimpan bertahun-tahun tanpa dipakai.

Semua pakaian yang jarang dikenakan itu akan menjadi limbah yang mengotori Bumi. Nah mengapa kita tidak membeli pakaian yang benar-benar kita sukai saja dan memakainya lebih lama?

Adapun para tokoh yang digandeng dikenal memiliki semangat dan rasa urgensi yang sama terhadap kelestarian lingkungan.

Emma Chamberlain misalnya, dia pencinta fashion sejati yang lebih memilih barang bekas dan membuat sesuatu yang lama menjadi baru kembali.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau