KOMPAS.com - Hari Asma Sedunia diperingati pada hari Selasa pertama bulan Mei setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran tentang asma dan penyembuhan yang tepat.
Menurut Mayo Clinic, asma adalah suatu kondisi di mana saluran udara menyempit dan membengkak serta dapat menghasilkan lendir berlebih.
Hal ini bisa membuat penderita asma sulit bernapas, memicu batuk, dan munculnya suara saat mengeluarkan sesak napas.
Bagi sebagian orang, asma bisa menjadi masalah besar yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menyebabkan serangan asma yang mengancam jiwa.
Baca juga: Olahraga Bisa Sebabkan Asma walaupun Tidak Ada Riwayat?
Peringatan Hari Asma Sedunia awalnya diinisiasi pada tahun 1993 oleh Global Initiative for Asthma (GINA) bekerja sama dengan World Health Organization (WHO).
Berdasarkan data dari WHO, diperkirakan lebih dari 339 juta orang menderita asma secara global dan terdapat 417.918 kematian akibat asma di tingkat global pada tahun 2016.
Untuk tahun ini, tema Hari Asma Sedunia adalah "Mengungkap Kesalahpahaman Asma" guna mengungkap miskonsepsi terkait penyakit asma maupun komplikasi asma.
Mitos mengenai asma
Dilansir dari laman Healthline, ada empat mitos umum mengenai penyakit asma yang tidak perlu dipercayai lagi sebagai berikut ini.
Baca juga: Gejala Penyakit Asma dan Penyebabnya
1. Asma hanya ada di dalam pikiran
Gejala asma telah dikaitkan dengan kecemasan dan depresi, tetapi asma bukanlah kondisi psikologis.
Asma adalah akibat dari peradangan kronis di paru-paru, yang menyebabkan pembengkakan dan penyempitan saluran pernapasan.
Peradangan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetika dan paparan faktor-faktor seperti alergen dan polusi di lingkungan sekitar kita.
Adapun pemicu umum serangan asma meliputi, infeksi saluran pernapasan bagian atas (masuk angin), polusi, serbuk sari, debu, hingga terpapar asap rokok.
Baca juga: Kenali, Kandungan Makanan dan Minuman Pemicu Asma