Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Cara Membiasakan Berpikir Positif untuk Mengatasi Kecemasan

Kompas.com, 21 Juni 2021, 14:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Ivana Jessline dan Monty P Satiadarma

KETIKA Anda melihat gambar gelas di atas, yang ada di pikiran Anda apakah gelas tersebut setengah kosong atau setengah terisi?

Bila Anda adalah seseorang yang melihat gelas tersebut berupa gelas yang setengah terisi daripada setengah kosong, maka kemungkinan Anda adalah seseorang yang bisa melihat sebuah hal dari sisi yang baik.

Dengan kata lain, Anda adalah seseorang yang memiliki pikiran cukup positif.

Pikiran positif mendatangkan hal yang positif. Ini bukanlah sekedar ungkapan karena sebuah penelitian pada tahun 2017 menunjukan bahwa orang yang berpikir positif memiliki cara untuk menanggulangi stres lebih baik, memiliki imunitas yang lebih kuat, dan risiko rendah untuk terkena penyakit kardiovaskular (Hostinar et al., 2017).

Berpikir positif memiliki beragam manfaat salah satunya adalah untuk menurunkan kecemasan berlebihan.

Baca juga: Toxic Positivity, Pikiran Positif yang Berakibat Buruk bagi Mental

Kecemasan diartikan sebagai emosi yang dikarakteristikan dengan perasaan tertekan, pikiran khawatir dan perubahan fisik seperti naiknya irama detak jantung (American Psychological Association).

Kecemasan sejatinya adalah hal yang wajar karena merupakan bagian dari emosi manusia. Rasa cemas ini membuat seseorang menjadi waspada dan bersiap dalam menghadapi suatu hal.

Kecemasan dianalogikan seperti sedia payung sebelum hujan. Kecemasan digunakan sebagai tanda untuk mempersiapkan diri sebelum terjadi sesuatu.

Contoh manfaat kecemasan dalam keseharian adalah ketika kita mempersiapkan diri dengan baik sebelum presentasi, melihat kanan-kiri sebelum menyebrang dan melihat diri kita di kaca untuk memastikan penampilan sudah baik sebelum tampil di suatu acara.

Kecemasan dalam level ini menjadi sesuatu yang berguna dan membantu untuk hal yang baik.

Baca juga: Penting, Pahamilah Batasan Kecemasan yang Tak Normal

Namun, tidak sedikit orang mengalami rasa cemas berlebihan yang mengganggu. Hal ini membuat mereka serba merasa cemas, takut dan sulit dalam melangkah untuk mengambil keputusan.

Pencarian tentang harapan cukup tinggi di masa pandemi Covid-19.PIXABAY Pencarian tentang harapan cukup tinggi di masa pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, dibutuhkan pikiran positif untuk membantu melihat masalah dengan pikiran yang lebih jernih. Pikiran positif harus dipupuk sedini mungkin agar terbiasa.

Membiasakan pikiran positif bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Lakukan kegiatan positif

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau