Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2021, 18:06 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah telah mengizinkan ibu hamil dan menyusui menjalani vaksinasi Covid-19 untuk menekan risiko penularan.

Wanita yang sedang mengandung dan menyusui memang tergolong berisiko tinggi, bahkan bisa menyebabkan kematian, ketika terinfeksi virus. Vaksinasi diprioritaskan untuk sejumlah daerah dengan tingkat penularan yang tinggi.

Meski demikian, ibu hamil dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dulu sebelum menjalani vaksinasi. Pasalnya, kondisi itu tergolong sebagai kriteria khusus sehingga membutuhkan proses skrining terhadap status kesehatannya.

Penelitian American Journal of Obstetrics and Gynecologist menyebutkan, antibodi yang tercipta dalam tubuh ibu hamil yang divaksin akan terdeteksi dalam daeah dan tali pusar bayi. Hal yang sama juga berlaku pada ASI pada ibu yang mendapatkan vaksinasi.

Baca juga: Topik Vaksin Covid-19 Banyak Dicari Masyarakat Indonesia Lewat Google

Obstericians and gynecologist, dr.Beeleonie, BMedSc, SpOG,KFER mengatakan ibu hamil penyintas Covid-19 dianjurkan menunggu tiga bulan baru mendapatkan vaksinasi.

Antibodi yang terbentuk pasca vaksinasi dikatakan juga jauh lebih tinggi dibandingkan yang terbentuk secara alami karena terinfeksi.

Dosis pertama vaksin COVID-19 akan mulai diberikan pada trimester kedua kehamilan. Sedangkan untuk pemberian dosis kedua dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin yang dipakai.

Ada tiga jenis vaksin Covid-19 yang disetujui dipakai oleh ibu hamil dan menyusui yakni:

Baca juga: Pentingnya Ibu Hamil Segera Dapat Vaksin Covid-19

Moderna adalah vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) yang pertama kali dipakai di Indonesia. Jenis vaksin ini tidak menggunakan virus yang dilemahkan, melainkan memanfaatkan komponen materi genetik yang direkayasa.

Moderna diproduksi oleh Moderna Incorporation AS, diklaim ampuh melawan varian Delta, Kappa dan Gamma.

Selain aman untuk ibu hamil dan menyusui, vaksin ini dinilai aman untuk orang dengan komorbid alias penyekit penyerta. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan jarak empat minggu diantara dosis pertama dan kedua.

Baca juga: Vaksin Moderna akan Segera Dipakai, Ketahui Efek Sampingnya

Pfizer adalah vaksin yang dipakai untuk program vaksinasi di Amerika Serikat sebelum penggunaannya juga disetujui di Indonesia. Vaksin ini berbasis RNA (mRNA) ini disebut memiliki efikasi atau kemanjuran mencapai 95 persen, berdasarkan uji klinis terakhir.

Vaksin ini diberikan dalam dosis yang lebih kecil, hanya 0,3 ml dalam satu kali vaksinasi. Pfizer bisa diberikan dalam dua dosis, dengan jarak tiga minggu.

Sinovac adalah jenis vaksin yang pertama kali tersedia di Indonesia dan digunakan pula untuk program vaksinasi anak.

Sinovac dikembangkan dari inactivated virus dan diberikan melalui intramuskular. Setiap orang mendapatkan dua dosis vaksin, masing-masing 0,5 ml dan tiap dosis diberikan dengan interval 28 hari.

 Baca juga: Benarkah Antibodi Vaksin Sinovac Turun 6 Bulan Setelah Vaksinasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com