BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Prodia

8 Kebiasaan yang Membuat Payudara Lebih Sehat

Kompas.com - 22/09/2021, 07:48 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi para wanita, menjaga kesehatan payudara setiap hari secara optimal  adalah hal yang sangat penting.

Apalagi, menurut American Cancer Society, kanker payudara menempati urutan kedua sebagai pembunuh utama dan jenis kanker paling umum yang terjadi pada wanita.

Di mana, satu dari delapan wanita telah didiagnosis mengalami penyakit kanker payudara dalam hidupnya.

Tapi jangan khawatir, kita juga memiliki kendali lebih besar atas risiko kanker payudara daripada yang kita pikirkan, bahkan jika kita berisiko karena ada riwayat dari keluarga.

"Hanya 5-10 persen kanker payudara yang disebabkan mutasi gen yang diturunkan seperti BRCA."

Demikian penuturan ahli bedah kanker payudara sekaligus direktur medis Pusat Payudara Teratai Merah Muda di Beverly Hills, California, Kristi Funk, MD.

"Dan hanya 13 persen wanita dengan kanker payudara yang memiliki kerabat dengan riwayat penyakit tersebut," sambung dia.

Sementara itu, spesialis kesehatan payudara di Bedford Breast Center di Beverly Hills, California, Heather Richardson, MD, mengungkapkan bahwa sekitar 75-80 persen dari apa yang terjadi pada payudara kita berada di bawah kendali kita.

"Beberapa wanita dapat melakukan segalanya dengan benar dan tetap terkena kanker payudara karena mungkin sudah memiliki sel kanker," terangnya.

"Tapi, tidak dipungkiri, dengan tindakan pencegahan yang tepat bisa sangat membantu," lanjut dia.

Nah, oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kanker payudara dan penyakit kronis lainnya, kita perlu mengadopsi kebiasaan hidup yang lebih sehat.

Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara

Mau tahu apa saja? Mari, simak delapan kebiasaan yang membuat payudara kita lebih sehat, seperti berikut ini.

1. Memeriksa payudara

Segera setelah kita mulai menstruasi, kita harus melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri setiap bulannya.

Kita bisa memeriksa payudara dengan meraba dan merasakan apakah ada benjolan di setiap sisinya.

"Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengenali dan melihat adanya benjolan, serta mengetahui jika ada perubahan dengan lebih cepat," kata Dr Funk.

Baca juga: Yuk, Rutin Periksa Payudara Sendiri Sebulan Sekali

2. Ikuti pemeriksaan dengan mammogram

Bersamaan dengan pemeriksaan mandiri, ikuti juga pemeriksaan payudara dengan mammogram setiap tahun dimulai dari usia 40 tahun.

"Ini adalah pedoman umum karena dokter mungkin lebih tahu mengenai tanda-tandanya," ungkap Dr Richardson.

Misalnya, jika kita memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker payudara, dokter akan menyarankan kita memulai mammogram lebih awal.

Kita juga perlu tahu bahwa teknologi mammogram ini dapat mengungkapkan sesuatu yang  muncul di payudara kita.

Jika demikian, maka kita perlu memerlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu melihat lebih jelas melalui jaringan padat itu.

Baca juga: Menemukan Kanker Payudara Sedini Mungkin dengan Mamografi

3. Lebih banyak mengonsumsi produk nabati

Tidak dapat disangkal jika pola makan nabati adalah yang terbaik untuk kesehatan payudara.

"Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian memberikan pelindung nutrisi untuk risiko kanker," jelas Dr Funk.

Di sisi lain, produk hewani dapat meningkatkan risiko kanker dengan meningkatkan estrogen, yang memicu 80 persen dari semua kanker payudara.

Namun, dengan lebih banyak mengonsumsi makanan nabati yang kaya antioksidan dapat melawan radikal bebas, menghilangkan karsinogen, dan menghambat pertumbuhan sel-sel yang berbahaya di dalam tubuh.

Baca juga: Makanan Sehat untuk Cegah Kanker Payudara

4. Konsumsi tiga makanan penting ini

"Ada tiga makanan yang harus masuk dalam daftar konsumsi harian untuk menjaga kesehatan payudara yakni brokoli, kedelai, dan ground flaxseed," terang Dr Funk.

Mengonsumsi setengah mangkok brokoli mentah atau kukus yang mengandung isothiocyanate dapat mengurangi risiko kanker payudara.

"Selain itu, mengunyah brokoli secara menyeluruh juga dapat memecah dinding sel dan membiarkan senyawa sulforaphane menghancurkan sel kanker payudara," ungkapnya.

Kemudian, kita bisa mengonsumsi 2-3 porsi kedelai sehari karena dapat mengurangi kejadian, kekambuhan, dan tingkat kematian akibat kanker payudara.

Terakhir, makanlah satu sendok makan ground flaxseed yang mengandung fitonutrien kuat untuk melawan kanker yang disebut lignan.

Baca juga: Inilah 7 Makanan Sehat yang Menurunkan Risiko Kanker

5. Batasi alkohol

Alkohol dapat melemahkan sistem kekebalan, meningkatkan kadar estrogen, dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengubah folat yang berkontribusi pada faktor risiko kanker payudara.

Maka dari itu, jika kita masih mengonsumsi alkohol, American Cancer Society menyarankan untuk tidak lebih dari satu gelas sehari bagi wanita dan dua untuk pria.

Dokter Funk juga mengatakan bahwa di antara jenis alkohol, hanya anggur merah yang mungkin memiliki kualitas yang lebih baik.

Karena resveratrol dari kulit anggur merah ternyata dapat menghambat pembentukan kanker.

Terlebih lagi, anggur merah berperilaku seperti inhibitor aromatase, obat yang diberikan kepada pasien kanker payudara estrogen-positif untuk menghentikan konversi steroid tubuh menjadi estrogen.

6. Lebih banyak bergerak

"Wanita yang aktif memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak aktif," kata Dr Richardson.

Di sisi lain, tidak banyak bergerak meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 40 persen dibandingkan mereka yang bergerak pada tingkat sedang selama 3-4 jam seminggu.

Tapi, jangan berpikir bahwa kita harus menghabiskan banyak waktu untuk berolahraga.

"Dengan berjalan cepat hanya 11 menit sehari saja sudah dapat menurunkan kejadian kanker payudara sebesar 18 persen," ujar Dr Funk.

"Cukup berusaha untuk bergerak lebih banyak sepanjang hari dengan tujuan lima jam seminggu," tambah dia.

Baca juga: Bagaimana Olahraga Bisa Mencegah Kanker Payudara?

7. Pertahankan berat badan yang sehat

Kelebihan berat badan dan obesitas memiliki banyak konsekuensi kesehatan, termasuk peningkatan risiko kanker payudara.

"Wanita dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas memiliki risiko 50-250 persen lebih besar untuk terkena kanker payudara pascamenopause daripada wanita dengan berat badan normal," tutur Dr Funk.

Ditambah lagi, hingga 50 persen kematian akibat kanker payudara pascamenopause sering kali dikaitkan dengan obesitas.

Baca juga: Hati-hati, Kanker Payudara Lebih Sulit Terdeteksi pada Wanita Gemuk

8. Mengetahui tanda bahaya

Jika kita melihat sesuatu yang tidak biasa di payudara, segera bicarakan hal ini dengan dokter.

"Tidak ada yang akan mengira kita paranoid dan sering kali dokter menemukan alasan non-kanker di balik tanda-tanda tersebut," kata Dr Funk.

Namun, biasanya ada beberapa tanda bahaya yang mengindikasikan kanker payudara seperti muncul benjolan baru, lesung pipit kulit (seperti kulit jeruk), keluarnya cairan dari puting susu, hingga perubahan pada kulit payudara (mengelupas, kering, merah, atau menebal).

Baca juga: Mengenal Tahapan Kanker Payudara


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com