KOMPAS.com - Tahun Baru China atau Imlek akan tiba sebentar lagi. Momen ini menjadi perayaan yang sangat dinantikan orang China di seluruh dunia.
Di Indonesia, Imlek telah ditetapkan sebagai hari libur nasional dan pada tahun 2022 ini dirayakan pada tanggal 1 Februari.
Orang Tionghoa biasa merayakan Imlek dengan makan malam bersama keluarga, sembahyang, berbagi angpau, hingga menonton pertunjukkan barongsai dan liong.
Tak berbeda jauh dengan di Tanah Air, orang China di belahan dunia lainnya juga melakukan tradisi-tradisi itu.
Karena Imlek telah menjadi perayaan yang penting di banyak negara, sebenarnya bagaimana awal mula Imlek dirayakan?
Direktur Eksekutif Pusat Kebudayaan Tiongkok di San Francisco, AS, Jenny Leung mengatakan bahwa Imlek dirayakan sebagai hari pertama musim semi menurut kalender lunar.
“Ini telah menjadi simbol untuk mengucapkan selamat tinggal pada tahun lama dan memulai tahun baru dengan segar, dan saatnya reuni keluarga," kata Leung.
Walau kalender Gregorian lebih banyak digunakan di dunia saat ini, beberapa negara masih mengikuti kalender lain, termasuk kalender lunar untuk menentukan jatuhnya Imlek.
Ada pun, kalender yang kita pakai saat ini merupakan kalender Gregorian yang dimulai pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII dan pertama kali diadopsi oleh negara-negara Katolik.
Perbedaan antara kalender Gregorian dan lunar terletak pada perhitungan siklus bumi terhadap planet.
Kalender Gregorian menghitung pergerakan bumi terhadap matahari. Sedangkan, kalender lunar menghitung siklus bulan.
Dalam satu tahun bulan ada 12 siklus penuh bulan yang kira-kira 354 hari.
Tapi, kalender bulan menurut orang China ini tak bisa disamakan dengan kalender Hijriah.
Pasalnya, kalender bulan menurut orang China serta kalender Hindu, Yahudi, dan lainnya mengikuti siklus lunisolar.
Artinya kalender ini menyesuaikan dengan satu bulan tambahan ketika menyimpang terlalu jauh dari kalender matahari.