Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seragam Garuda Indonesia Karya Didiet Maulana, Inspirasinya 1 Minggu

Kompas.com, 18 Februari 2022, 06:43 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 14 Februari lalu, maskapai penerbangan Garuda Indonesia memamerkan desain seragam baru bagi para awak kabinnya yang dirancang oleh desainer ternama Indonesia, Didiet Maulana.

Dilansir dari Kompas.com, koleksi yang digunakan pada penerbangan Jakarta-Denpasar itu dibuat dengan mengenakan kain tenun endek Bali yang dikombinasikan dengan lurik Klaten yang menurut Didiet menggambarkan keberagaman.

Nah, kain-kain itu disulap Didiet menjadi seragam yang terinspirasi dari kerah Kartini dan kebaya peranakan bagi pramugari, serta seragam yang terinspirasi dari Beskap Langenharjan dengan sedikit nuansa Eropa bagi pramugara.

Menariknya, Didiet hanya membutuhkan waktu satu minggu saja untuk memikirkan konsep seragam rancangannya itu.

“Proses mencari inspirasinya satu minggu saja. Jadi, cepat banget karena waktu itu memang diminta cepat,” ujar Didiet saat dihubungi oleh Kompas.com pada Kamis (17/2/2022)

“Terjadinya proses keseluruhan sampai jadi itu juga hanya dua setengah sampai tiga bulan,” lanjutnya.

Didiet juga menceritakan bahwa sebelum merancang seragam baru untuk Garuda Indonesia itu, ia langsung ditunjuk oleh pihak Garuda Indonesia.

“Jadi memang penunjukan langsung dari tim Garuda Indonesia. Karena waktu itu, mereka ingin membuat seragam tematik yang memang mengundang pekerja kreatif untuk menyumbangkan konsep idenya,” ujarnya, menceritakan tentang seragam yang dirancangnya bersama tim Ikat Indonesia pada 2019 silam itu.

Baca juga: Cantiknya Pramugari Garuda Indonesia Pakai Rancangan Didiet Maulana

Bukan kali pertama

Seragam pramugari dan pramugara Garuda Indonesia rancangan Didiet Maulana Seragam pramugari dan pramugara Garuda Indonesia rancangan Didiet Maulana
Ternyata, ini bukan kali pertama bagi Didiet dan timnya membuat seragam bagi suatu instansi besar.

Selain untuk Garuda Indonesia, Didiet dan timnya telah membuat seragam untuk berbagai instansi.

“Jadi, kalau untuk seragam ini, aku bikin ini di tahun 2013. Nama brand-nya itu di bawah Ikat Indonesia, namanya Sarupa. Dari Sarupa itu kita sudah mengerjakan berbagai macam seragam, termasuk waktu itu mengerjakan pakaian untuk Ministry of Finance ya, Menteri Keuangan dari APEC,” ujarnya.

“Saat itu, Bu Sri Mulyani masih menjabat di world bank dan kita mengerjakan untuk di Nusa Dua Bali.” lanjutnya.

Didiet juga mengatakan bahwa dia dan timnya juga dipercaya untuk mengerjakan seragam sejumlah BUMN dan untuk bank BCA di tahun 2018.

“Bank BCA ini sangat unik karena kami membuat 45.000 m kain tenun yang meng-absorp kurang lebih 2.500 penenun penenun waktu itu,” tuturnya.

Didiet melanjutkan bahwa selain instansi di atas, Sarupa juga telah mengerjakan cukup banyak seragam, seperti untuk Shangri-la Hotel, dan beberapa hotel premium di Jakarta dan luar Jakarta,

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau