KOMPAS.com - Vaksin booster Covid-19 kedua akan segera disediakan untuk masyarakat umum oleh pemerintah.
Saat ini, vaksinasi dosis keempat masih difokuskan pada tenaga kesehatan yang lebih berisiko tinggi terpapar virus tersebut.
Namun masyarakat umum juga akan mendapatkan kesempatan booster meningkatkan efektivitas vaksinasi sebelumnya juga imunitas tubuhnya.
Baca juga: Kapan Booster Kedua untuk Masyarakat? Kemenkes: Vaksin Sudah Siap, Menunggu Penyusunan Regulasi
Apalagi, pandemi Covid-19 sebenarnya belum benar-benar berakhir sementara aktivitas masyarakat sudah kembali berjalan normal.
Proses vaksinasi Covid-19 sebelumnya telah memberikan sejumlah pengalaman dan pelajaran untuk kita.
Khususnya soal efek samping yang dirasakan setelah menjalani vaksinasi pertama, kedua maupun booster.
Keluhan yang umumnya berupa demam, nyeri, sakit kepala, lapar, hingga mudah merasa lelah dan lemas.
Namun ada pula risiko efek samping lainnya yang perlu kita ketahui, khususnya menjelang vaksin booster kedua ini yakni covid arm.
Dikutip dari laman Instagram Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, @perdoski.id, istilah ini merujuk pada reaksi hipersensitivitas kulit pada lengan setelah vaksinasi Covid-19.
Covid arm muncul secara lokal di area lengan yang menjadi lokasi suntikan vaksinasi.
Efek samping ini paling banyak terjadi pada wanita dan muncul setelah tujuh hari vaksinasi Covid-19 dosis kedua.
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Lebih Mungkin Dirasakan Perempuan, Ini Sebabnya
Kondisi ini ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri dan gatal di bagian tersebut.
Namun tak perlu khawatir karena covid arm bukan hal yang berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu 4-5 hari.
Reaksi kulit yang muncul ini sebenarnya menandakan bahwa sistem imun kita sedang bekerja merespon vaksin yang masuk ke tubuh.
Covid arm biasanya lebih banyak dialam oleh orang yang mendapatkan vaksinasi jenis Moderna.